Kediri - majalahbuser.com, Penurunan angka stunting masih menjadi salah satu program prioritas baik pada Pemerintah pusat maupun daerah. Berbagai upaya telah dilakukan dan melibatkan seluruh OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait untuk berkolaborasi agar target bisa tercapai.
Kepala DP2KBP3A Kabupaten Kediri dr. Nurwulan Andadari usai mengikuti kegiatan Apel Siaga TPK Tim Pendamping Keluarga Nusantara Bergerak (12/05/2022) secara Daring Dipendopo Panjalu Jayati menjelaskan Bahwa Mas Bupati Kediri telah menargetkan penurunan angka stunting di Kabupaten Kediri mencapai satu digit atau 9% pada tahun 2024.
Jumlah tim pendamping keluarga jumlahnya ada 1260 Tim yang melibatkan 3680 kader se Kabupaten Kediri.
"karena ini ada dari 3 unsur ada bidan, TPPKK dan kader KB tentunya membutuhkan niat dan kerjasama yang baik untuk bergerak menyelamatkan ibu dan anak, hal-hal sekecil apapun yang dapat memunculkan stunting baru segera kita selesaikan," pesan dr. Nurwulan Andadari
"Hari ini kita mengikuti Apel Siaga Tim Pemdamping Keluarga Nusantara Bergerak tahun 2022 yang diadakan secara virtual oleh BKKBN Pusat dan kami di Kabupaten Kediri mengikutinya dipendopo Panjalu Jayati yang dihadiri oleh Sekda Kabupaten Kediri Tim percepatan penurunan stunting dari semua OPD dan kader pendamping keluarga yang berasal dari unsur kader KB, bidan dan TP PKK," lanjutnya.
"Hari ini merupakan momentum untuk kembali menyemangati para kader tim pendamping untuk terus bergerak menurunkan angka stunting di Kabupaten Kediri," imbuhnya.
Sebenarnya para kader ini sudah bertugas sejak bulan januari dan pada hari ini kita refresh kembali bahwa ayo kita harus berlari menurunkan angka stunting", pungkas Andadari
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Kabupaten Kediri Dede Sujana membacakan sambutan Bupati Kediri menyampaikan salah satu pembaruan strategi penanganan stunting adalah pendekatan keluarga melalui pendampingan keluarga beresiko stunting. Untuk mencapai target sasaran yaitu calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil, pasca persalinan dan anak berusia 0-59 bulan.
"Dalam hal ini kita tidak bisa berjalan sendiri, harus bekerjasama dan berkolaborasi dengan OPD terkait sesuai dengan Tugas Pokok fungsinya masing-masing. Karena kita bergerak dibanyak hal ada di specifik sensitif, convergensi dan data tentunya itu membutuhkan kerjasama yang baik lintas sektor", jelasnya
"Sasaran dari Tim Pendamping ini yang pertama adalah calon manten, karena kita harapkan calon manten yang baik tidak akan terjadi kehamilan yang stunting", terangnya
"Kemudian ibu hamil sampai 1000 hari pertama kehidupan sampai usia bayi 2 tahun ini adalah kunci-kunci yang kita dampingi oleh Tim pendamping keluarga, sehingga pada 1000 hari kehidupan kita bisa benar-benar mempersiapkan untuk tidak muncul stunting yang baru. Kalau sudah 1000 hari keatas sudah sulit kita memberikan intervensi," pungkasnya. (Kominfo/Adv).