Kediri - majalahbuser.com, Ribuan warga Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri mengikuti kirab ketupat yang digelar Pemerintah Desa Ngadi bersama seluruh elemen warga Ngadi, Rabu (12/6). Event yang memasuki kali keempat penyelenggaraannya ini terasa spesial karena bertempat di Wisata Jajan Ndeso Sor Pring, Desa Ngadi.
Kepala Desa Ngadi, Basuki Eko Margono, menjelaskan kegiatan ini digelar setiap tahun saat hari kedelapan bulan Syawal. Tujuannya sebagai bentuk rasa syukur atas lancarnya puasa Ramadhan selama satu bulan penuh serta puasa Syawal selama 6 hari.
“Sebagai muslim ini wujud rasa syukur kami warga Ngadi atas kelancaran pelaksanaan puasa Ramadhan dan dilanjutkan puasa sebanyak 6 hari bulan Syawal. Dimana manfaat dari puasa 6 hari bulan Syawal ini diriwayatkan sama dengan puasa sebanyak 1 tahun penuh,” jelasnya.
Pada tahun ini, diungkapkan oleh Basuki, pelaksanaan kirab ketupat yang dipusatkan di wisata jajan ndeso sor pring Ngadi bukan tanpa tujuan. Hal ini sekaligus untuk mengangkat pamor dan potensi desa wisata Ngadi yang kini sedang hits di Kabupaten Kediri dan sekitarnya.
“Dalam satu tahun ini alhamdulillah desa wisata yang kami kembangkan bersama warga diterima oleh masyarakat Kediri dan sekitarnya. Dengan pelaksanaan kirab kami pusatkan disini, kami harap dapat mengangkat pula potensi wisata yang akhirnya dapat meningkatkan jumlah kunjungan dan kesejahteraan warga masyarkat Desa Ngadi,” ungkapnya.
Sebagai informasi, daftar acara kirab ketupat Desa Ngadi diawali genduri ketupat, lalu kirab ketupat dengan rute start di balai desa Ngadi dan finish di lokasi jajan ndeso sor pring Ngadi. Dilanjutkan dengan makan ketupat gratis dan hiburan musik patrol khas Desa Ngadi.
Selain itu, pada kirab ketupat tahun ini memang diadakan makan ketupat gratis di lokasi Wisata Jajanan Ndeso Sor Pring Ngadi, Rabu (12/6).
Kepala Desa Ngadi, Basuki Eko Margono mengatakan rute yang dilewati kirab mulai dari start di balai Desa Ngadi hingga finish di wisata sor pring ngadi. Acara dimulai pukul 08.00 WIB dikuti ribuan warga Desa Ngadi.
“Teknisnya tiap rumah menyumbangkan 2 buah ketupat. Hingga akhirnya terkumpul lebih dari 4000 ketupat. Hal ini karena tiap rumah teryata ada yang menyumbangkan hingga 5 ketupat atau lebih,” jelasnya. (Kominfo/Adv)