Kediri - majalahbuser.com, Pemerintah Kabupaten Kediri kembali menyelenggarakan pembinaan mental di Gedung Bagawanta Bhari, Senin (17/6). Acara yang dihadiri oleh seluruh pegawai lingkup Pemkab Kediri ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap awal bulan.
Selain untuk meningkatkan kedisiplinan bagi para pegawai lingkup pemerintahan, acara ini juga bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan dan membentuk karakter kepribadian yang lebih baik.
Tepat pukul 07.00 WIB seluruh pegawai berbaris di halaman Gedung Bagawanta Bhari untuk melaksanakan apel pagi. Setelah itu secara bersamaan seluruh peserta masuk ke dalam gedung untuk mengikuti pembinaan mental.
Hadir dalam acara tersebut Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno, Sekretaris Daerah Kab. Kediri Dede Sujana, S.Sos, Msi, jajaran Kepala OPD, dan sebagai pengisi tausyiah Ustadz Mohammad Hatta, serta seluruh peserta pegawai lingkup Pemkab Kediri.
Acara diawali dengan sambutan dari Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno. Beliau mengajak seluruh ASN untuk saling memaafkan dan saling menjaga kerukunan di momentum bulan Syawal ini.
”Marilah kita saling memaafkan di antara sesama dan selalu menjaga kerukunan sehingga dapat tercipta ketentraman dan kenyamanan di lingkungan kerja Pemerintah Kabupaten Kediri,” ujar Bupati.
“Seperti yang pernah saya sampaikan bahwa kita ini adalah suatu keluarga besar, keluarga besar Pemerintah Kabupaten Kediri. Jadi kerukunan mutlak harus kita laksanakan. Kalau ada ketidakcocokan dan berbeda argumentasi silahkan saja, akan tetapi setelah itu kita tidak boleh saling menjatuhkan atau menfitnah teman-teman kita sendiri,“ tambah Ibu Bupati.
Setelah sambutan selesai acara dilanjutkan dengan tausyiah yang disampaikan oleh Ustad Muhammad Hatta. Dalam ceramahnya beliau menyampaikan setelah melewati bulan Ramadhan dan menyentuh separuh bulan Syawal 1440 Hijriah, menjadi keharusan bagi kita semua untuk menampakkan peningkatan keimanan dan akhlak hasil keseluruhan didikan di bulan Ramadhan.
”Buah dari keimanan itu bisa dilihat pada perilaku, tutur kata dan sikap kita pada orang lain. Ini merupakan masalah yang urgent karena manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan orang lain. Jadi persaudaraan itu bagian dari syariat dalam islam serta harus didasari oleh iman dan taqwa supaya mendapatkan rahmat dari Allah SWT,” jelas Ustad Hatta.
“Rasulullah bersabda, barang siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir hendaklah dia mengucapkan kata-kata yang baik. Kalau tidak bisa maka lebih baik diam,” tambahnya.
Beliau juga menjelaskan, barang siapa yang percaya pada Allah dan hari akhir, maka muliakan tamunya, tetangganya dan sambunglah tali silaturahmi. “Beriman kepada Allah SWT dan hari akhir merupakan titik penentu pola perilaku, tutur kata dan persepsi batin kita,” ucapnya.
“Semoga kita selalu menjadi hamba Allah SWT yang mampu dan bisa diberikan kekuatan oleh Allah SWT untuk hanya mengucapkan, melakukan dan memberikan sesuatu yang senantiasa diridhoi oleh Allah SWT dan kelak kita berpulang dalam keadaan khusnul khotimah,” harapnya. (Kominfo/Adv)