Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Riau - Penyelenggaraan pesta olahraga terbesar di Indonesia PON (Pekan Olahraga Nasional) 2012 dibayangi dengan ketidaksiapan tuan rumah, Provinsi Riau, dalam menyediakan berbagai fasilitas dan infrastruktur pendukung.

Padahal, Gubernur Riau yang juga Ketua Panitia PON 2012, Rusli Zainal, sebelumnya sangat optimis terkait persiapan daerahnya menjadi tuan rumah. Sikap optimis itu disampaikannya usai menandatangani MoU kerjasama antara PT Pos Indonesia dengan KONI Pusat dan Panitia PON 12  pada 16 Juni 2011 silam.

Saat itu Rusli mengaku seluruh persiapan sudah hampir selesai. Bahkan dia juga menambahkan beberapa fasilitas penunjang sudah siap digunakan.
Rabu, 12 September 2012

Dibayangi Ketidaksiapan, PON 2012 Resmi Dimulai
"Progres sekarang sudah di atas 90 persen, tinggal beberapa yang belum selesai. Persiapan dan fasilitas-fasilitas, venues dan perangkat lain juga sudah selesai. Infrastruktur jalan darat dan lapangan terbang sudah siap dipakai," jelas Rusli saat itu.

Setahun berselang, pernyataan Rusli tampak jauh panggang daripada api. Jelang upacara pembukaan resmi, sejumlah venue belum siap dipergunakan. Padahal beberapa hari sebelumnya, sejumlah cabang olahraga sudah diperlombakan. Pontang-pantingnya panitia merampungkan pembangunan sejumlah venue membuat pelaksanaan PON terkesan direncanakan mendadak. Padahal seperti diketahui penetapan Riau sebagai tuan rumah pelaksanaan PON XVIII sudah diputuskan sejak jauh-jauh hari.

Seperti yang terlihat di Stadion Utama Riau di kawasan kampus Universitas Riau tempat Pembukaan PON XVIII Riau yang akan dihadiri oleh presiden. Sehari sebelum pembukaan PON, lokasi tersebut masih dipenuhi pekerja. Pasalnya, masih ada beberapa pekerjaan yang belum rampung. Antara lain, gerbang masuk dan ke luar kawasan Stadion Utama. Rangka besi gerbang yang sudah terpasang sejak beberapa minggu lalu, belum juga rampung. Terlihat para pekerja masih bergelayutan memasang bagian atas gerbang.

Tak hanya itu saja, bagian atas pintu masuk utama Stadion Utama terlihat belum terpasang semua. Demikian juga halnya dengan tangga utama dari jalan menuju stadion, pekerja masih menyelesaikan pekerjaan. Termasuk juga rerumputan yang masih ditanami supaya terkesan hijau. Selain lokasi pembukaan PON Riau, situasi "mengenaskan" pun terlihat pada venue bisbol yang akan menggelar pertandingan di PON XVIII Riau. Meski lapangan sudah bisa digunakan, fasilitas lainnya masih jauh dari selesai.

Saat memasuki lingkungan lapangan, kondisi berantakan langsung terlihat, gundukan pasir dan batu bata masih banyak terlihat di dalam atau di luar venue. "Plafon belum ada, tangga menuju tribun masih dari semen dan tanpa pegangan, tribunnya juga belum selesai. Yang paling parah toiletnya benar-benar tidak bisa digunakan," keluh salah satu wasit dari Jakarta, Putra Fajar Amiarno.  Padahal, bisbol, sudah mulai pertandingan pada hari Minggu 9 September 2012 lalu. Bangunan yang sudah jadi pun tidak bisa dijamin keselamatannya.

Kanopi pintu masuk stadion tenis PON yang dibangun di komplek kantor utama PTPN V Pekanbaru, Riau, roboh pada 7 September 2012 lalu. Tiga orang cedera dalam kejadian itu. Sejumlah saksi mengatakan tiang besi penyangga tak kuat menahan kanopi yang diterpa angin kencang.

Sebelumnya, rangka baja atap Stadion Utama Riau yang akan dijadikan lokasi prosesi pembukaan PON 2012 juga roboh pada Maret 2012. Selain ambruknya kanopi, permasalahan juga terjadi di GOR Tembilahan, venue tempat dilaksanakannya cabang olahraga futsal. Pertandingan hari kedua cabang olahraga futsal ditunda panitia karena lapangan tergenang air akibat hujan yang melanda Tembilahan selama dua jam. "Penundaan ini dilakukan untuk keselamatan," kata Ketua Harian Sub PB PON, Inhil Alimuddin RM.

Sebelumnya, Wakil Presiden Boediono berharap semua pihak bisa ikut membantu menyukseskan pelaksanaan PON. Mengenai sejumlah venue dan wisma atlet yang masih belum rampung, Wapres mengatakan, "Tidak perlu saling menyalahkan. Kita tahu ada kendala-kendala. Tapi mari sama-sama kita sukseskan. Semoga atlet kita bisa konsentrasi. Sama-sama kita sukseskan," kata Wapres saat meninjau persiapan PON pada hari Minggu lalu.

Sikap yang sama juga disampaikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Andi Mallarangeng. "Tim Kemenpora terus melakukan pengecekan agar semuanya sesuai standar. Kami optimis PON ini akan berjalan baik," sambungnya.

Ketua PB PON 2012, Rusli Zainal, menilai media massa memberitakan pelaksanaan PON secara tidak berimbang. Menurut dia, media hanya mengekspos kelemahan PON, dan tidak pernah mempublikasikan segala persiapan yang telah selesai. Padahal, kata Rusli Zainal, fasilitas PON sudah siap dan tidak ada persoalan lagi di lapangan. "Kami sudah cek seluruh persiapan. Soal listrik, AC semuanya sudah terpasang baik. Tapi selama ini yang jelek-jelek saja diberitakan, yang bagus nggak," ungkap Rusli.

PON 2012 akhirnya resmi dibuka hari ini, Selasa 11 Maret 2012, oleh  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono  di Stadion Utama Riau. Meski stadion tidak terisi penuh, hal tersebut tidak mengurangi kemegahan upacara pembukaan yang bertemakan "Air dan Peradaban" tersebut. Sebanyak delapan layar raksasa dipasang di kawasan Stadion Utama Riau oleh panitia. Acara pembukaan dimulai pukul 16.00 WIB. Para artis lokal Riau dan Jakarta tampil seperti band Ungu, Judika dan Rossa

PON Dihapus?

Semrawutnya persiapan PON tahun ini memunculkan usulan agar ajang olahraga multievent ini lebih baik dihapus saja. Usulan ini dilontarkan oleh Wakil Ketua Komisi X DPR, Utut Adianto, yang menganggap pelaksanaan PON hanya memberatkan anggaran APBD daerah yang ditunjuk sebagai tuan rumah.  Selain itu, usai pelaksanaan PON, sejumlah venue juga kerap ditelantarkan dan tidak terpakai. Kondisi inilah yang membuat dana besar untuk membangun venues tersebut terkesan mubazir dan sia-sia.

Namun, apakah usulan tersebut tepat untuk diberlakukan? Manpora menilai usulan menghapus penyelenggaraan PON perlu dikaji dengan hati-hati dan cermat. Pasalnya, kata Andi, tidak dipungkiri ada nilai tambah yang terkandung dalam perhelatan PON. Ajang ini diharapkan bisa menjadi ajang pencarian bibit-bibit muda yang diproyeksikan untuk berprestasi di even internasional. Dia menambahkan, pemilihan  tuan rumah di sejumlah daerah di Indonesia juga untuk menciptakan pemerataan di seluruh wilayah negeri.

Sebelum era reformasi, penyelenggaraan PON selalu dilaksanakan di Jakarta. Hal itu membuat sarana dan prasarana olahraga di daerrah menjadi tertinggal. "Sejak reformasi, pelaksanaan PON dilakukan bergilir di daerah-daerah. Untuk pemerataan pembangunan sarana dan prasarana olahraga," katanya.

Meski dibayangi ketidaksiapan penyelenggaraan PON, beberapa daerah tampak sangat antusias mengikuti ajang tingkat nasional ini. Hal itu terlihat dari jumlah bonus yang dijanjikan bagi para atlet yang sanggup berprestasi. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengaku menyiapkan bonus atlet mencapai Rp75 miliar.

Sementara, Pemerintah Provinsi DIY menjanjikan bonus 100 juta untuk atlet mereka yang sukses meraih medali emas. Hal yang sama juga dinyatakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara yang mengiming-imingi 100 juta bagi atletnya yang sukses meraih medali emas. (VIVA)
Gladi Bersih PON Riau 2012 (ANT)
      Berita Nasional :