Sejak tanggal 1 hingga 4 Desember 2011, terekam 20 kali gempa vulkanik dangkal (VB), 2 kali gempa tektonik jauh, 3 kali gempa tektonik lokal, serta 6 kali gempa hembusan. Maka sejak tanggal 5 desember pukul 20.00 WIB. status gunung telah ditingkatkan menjadi waspada (level II). Menyusul naiknya status maka jalur pendakian ditutup, baik dari arah
Temangung maupun Wonosobo.
Secara geografis Gunung Sindoro terletak di 7° 18'LS dan 109° 59.5' BT. memiliki ketinggian 3.136 mdpl termasuk dalam jajaran gunung berapi yang berbentuk kerucut dengan type strato. berdiri kokoh di jalur perbatasan Temanggung dan Wonosobo Jawa Tengah. Berdampingan dengan Gunung Sumbing, dan diantaranya di pisahkan oleh tempat yang bernama pelana Kledung yang melintasi jalan raya yang menghubungkan Wonosobo dan Magelang.
Sebagai langkah antisipasi, Baik pemkab Temanggung maupun Wonosobo telah menyiapkan jalur evakuasi. Ada empat jalur evakuasi yang telah disiapkan yakni jalur pertama dari desa Tlogo Wera ke Mranggen Kidul, terus ke desa Bulu Sari, dilanjutkan kedesa Campur Anom menuju ke Kecamatan Parakan. Jalur dua dari desa Mranggen kidul menuju ke desa Mojosari terus ke desa Tambirejo menuju ke Kecamatan Parakan. Jalur ketiga dari desa Bansari menuju desa Gentingsari lanjut ke desa Tambirejo menuju ke Kecamatan Parakan. Dan jalur ke empat dari desa Candisari menuju desa Gunungsari lanjut ke desa Bulusari diteruskan ke desa Pinborejo menuju ke Kecamatan Parakan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMMBG) mengimbau masyarakat sekitar Gunung Sindoro tetap tenang, tidak terpancing isu-isu yang menyesatkan. Warga masyarakat diharapkan terus memantau perkembangan yang terjadi. Agar jika sewaktu-waktu diperlukan, proses evakuasi bisa berjalan lancar.
Tercatat 13 desa, 47 dusun, 188 rumah tangga, 6925 KK, dan 2275 jiwa berada dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB). Untuk mereka sudah disiapkan tempat penampungan yang berlokasi di desa Ngadirejo, Parakan, Kedu dan Bulu yang terletak di wilayah Temanggung. Sementara untuk Dokumen-dokumen pemerintah sudah dipindah ketempat yang aman sebagai antisipasi.
Menurut peta sebaran lava, Kawasan Rawan Bencana (KRB) III (radius 2 km dari kawah) berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, gas beracun, lontaran batu pijar, dan hujan abu lebat. Tidak ada penduduknya, namun masyarakat sudah dilarang untuk mendaki hingga kawasan itu. Pada KRB II (radius 5 km dari kawah) berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, lontaran batu pijar, dan hujan abu lebat. Meliputi Kejajar, Kretek dan Garung. Sedangkan pada KRB I sampai (radius 8 km dari kawah) berpotensi terlanda lahar dan perluasan aliran awan panas, dan berpotensi terlanda jatuhan batu pijar serta hujan abu. Meliputi Kejajar, Garung, Kretek, Mojotengah dan Wonosobo.
Wakil bupati Temanggung pada rapat koordinasi (6/12), meminta Camat dan Kepala Desa untuk mendata warga lansia, wanita, anak-anak, dan penyandang cacat, untuk selanjutnya di laporkan ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah). Selain itu Wabup memerintahkan Camat dan Kepala Desa untuk tidak meninggalkan tempat dan selalu melaporkan perkembangan yang terjadi. camat juga diperintahkan segera membuat peta dan rambu-rambu jalur evakuasi. Sementara dinas sosial menyiapkan administrasi dan logistik. (win/dari berbagai sumber)