Batam -- majalahbuser.com, Adanya Sebuah Yayasan Dan Pondok Pesantren Islami yang Megah Berdiri di Kelurahan Patam Lestari Kecamatan Sekupang menjadi Sorotan Masyarakat yang berjalan lalu lalang melewati jalan itu. Yayasan Itu Bernama Saidatina Fatimah Hasan Husain, bangunanya dikelilingi tembok dan pintu besi yang sangat tinggi membuat masyarakat bertanya-tanya apa saja yang ada didalamnya.
Salah satu masyarakat Berinisial NR yang tinggal dikecamatan Sekupang mengatakan, bahwa yayasan itu sudah berdiri selama 2 tahun, pintu besinya selalu tertutup, sesekali hanya terlihat aktivitas orang - orang yang sedang mengerjakan bangunan masjidnya.
"Terkadang saya melihat serombongan orang turun dari mobil bus memasuki yayasan itu, ya kira - kira hampir 40 orang asing, tetapi saya tidak tau aktivitas mereka didalam yayasan. Saya menyayangkan BAKESBANGPOL dan KOMINDA Kota Batam kenapa tidak pernah melakukan pengawasan terhadap yayasan yang memiliki bangunan sebesar ini dengan jamaah yang cukup Banyak didalamya," katanya.
"Seharusnya yayasan sebesar ini sudah terdaftar di BAKESBANGPOL Kota Batam agar bisa dikontrol kegiatan apa saja yang dilakukan penghuni didalamnya. Apalagi baru baru ini adanya kelompok terorisme Gong Gong Rebus yang baru saja tertangkap oleh Densus 88 yang akan melakukan Serangan Bom ke negara tetangga yaitu Singapura," imbuhnya.
Terpisah, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (BAKESBANGPOL) Yazid didampingi Agus Hilal selaku Kabid kewaspadaan Nasional mengatakan, bahwa pihaknya telah melakukan pengecekkan secara adimistratif Yayasan Saidatina Fatimah Hasan Husain. Menurutnya, yayasan itu memang Belum terdaftar secara adimistrasi di Bakesbangpol Kota Batam. "Kami akan segera melakukan investigasi keyayasan tersebut secepatnya." ujar Agus Hilal.
Ketika majalahbuser.com melakukan investigasi didalam Yayasan Saidatina hasan husain, nampak beberapa buruh bangunan sedang mengerjakan pembangunan masjidnya. Juga terlihat bebererapa wanita bercadar sedang berlalu lalang didalam yayasan.
Marzuki salah satu pekerja bangunan yang juga mengaku sebagai jamaah yang tinggal didalam Yayasan mengatakan, pembangunan masjidnya sudah berjalan satu tahun dan sudah 60 persen proses pengerjaanya. "Pekerja bangunan ini semuanya orang - orang yang tinggal didalam pondok pesantren kecuali yang mengerjakan Relief bangunanya, itu sebagian tukangnya orang luar yayasan," ujar Marzuki.
Sementara, Pemilik Yayasan Saidatina Fatimah Hasan Husain. Siti Zubaidah ketika dikonfirmasi majalahbuser.com mengatakan, bahwa yayasan ini sebelumnya didirikan oleh Suaminya Ustaz Muh.S ani yang berkewarganegaraan singapura. "Murid murid atau jaamah yayasan kami biasa memanggilnya abah. Di batam sudah ada sekitar 500 orang pengikut aliran jamaah anasir kami. pengikut jamaah anasir bahkan ada yang sampai dari luar negri dan pulau batam dari berbagai kalangan," katanya.
"Tahun 2016 lalu abah duluan dipanggil menghadap Alloh SWT, suami saya dimakamkan di dalam yayasan ini. Jadi sekarang saya yang menjalankan amanah suami saya untuk memimpin yayasan ini dan para pengikutnya sudah satu hampir satu tahun pengerjaan proyek masjid ini," imbuhnya.
Menurut Siti Zubaidah, Yayasan Saidatina Fatimah Hasan Husain memiliki Luas Tanah 8800 Meter. Tarif Baru Uang Wajib Tahunan Otorita (UWTO) telah dibayarkan Kepada BP Batam, begitu juga Pajak Bumi Bangunan (PBB) kepada Pemkot Batam. Terkait adanya pembangunan masjid didalam yayasan, sumber dananya berasal dari para donatur yang berada disingapura maupun malaysia.
"Saya tidak memiliki Rekening untuk menampung Uang Para Donatur, jadi mereka memberikan bantuan langsung ketangan saya. Saya juga yang membeli langsung matrial bangunanya dan menggaji para pekerja disini. Masjid dan bangunan di dalam yayasan, saya sendiri yang medisainya mengikuti salah satu masjid di makkah. Masjid ini jika selesai dibangun sementara akan dipergunakan hanya untuk para penghuni yayasan dan jammah Anasir saja," jelas Siti Zubaidah.
"Kami juga memiliki Perkebunan Kurma di atas Yayasan kami seluas 100 meter, pengerjaan masjid yayasan ini berjalan sudah satu tahun, kami tidak pernah mengajukan proposal bantuan kepada Walikota Kota Batam ataupun menerima bantuan dana dari Kemenag Kota Batam," imbuhnya.
Terpisah, Kepala Kantor Kemenag Kota Batam, Tengku Zulkifli ketika dimintai keterangan terkait Yayasan Saiditina Fatimah Hasan Husain di kantornya oleh majalahbuser.com, (18/04/17) membenarkan, bahwa yayasan itu tidak pernah mendapatkan bantuan dana dari kemenag Kota Batam.
"Saya sudah melakukan pemanggilan pemilik yayasan ke kantor ini, dan juga sudah turun bersama Kapolsek sekupang kedalam yayasan itu terkait adanya laporan masyarakat tentang kecurigaan adanya paham Radikalisme. saya melihat tidak ada indikasi kegiatan mencurigakan berbau terorisme. Mereka hanya melakukan kegiatan pengajian khusus dan beribadah sesuai dengan keyakinan yang mereka anut, yaitu ahli Sunnah Waljamaah dan mengikuti aliran Jamaah Anasir," ungkapnya.
Menurut zulkifli, Kemenag Kota Batam membentuk penyuluh pasukan deteksi dini terhadap bahaya terorisme yang anggotanya ditempatkan di setiap Kecamatan Kota Batam untuk memonitor indikasi perbuatan radikalisme.
"Kami berkordinasi dengan BIN Dan BAIS. Saya minta BAKESBANGPOL Kota Batam lebih aktif dalam mensosilisasikan wawasan kebangsaanya kepada masyarakat dan dalam melakukan pengawasan pendataan yayasan dan ormas. Mari kita jaga Batam sebagai kota Bandar Madani bersama sama," harapnya. (Muhammad Imron)