Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
copyright . 2015 @ majalahbuser.com
Tulungagung -- majalahbuser.com, Kekayaan Seni budaya Indonesia luar biasa beragam, salah satunya wayang yang sarat dengan falsafah hidup dan merupakan budaya adiluhung peningalan leluhur. Meskipun mungkin agak berbeda dengan tempo dulu, wayang tetap memegang nilai yang tertanam di dalamnya yaitu Hamot, Hamong dan Hamemangkat sehingga tidak lekang oleh dinamisnya zaman.

Di Indonesia sejumlah dalang kondang telah banyak di kenal masyarakat, sebut saja Ki Manteb Sudarsono, Ki Anom Suroto, Ki Enthus Susmono dan lainnya. Bahkan tahun 2003 UNESCO menetapkan wayang sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.

Melihat fenomena ini, Pemerintah  Kabupaten Tulungagung melaluhi Dinas Pendidikan tidak ingin ketinggalan menyelenggarakan  “Festival Dalang Cilik” dalam rangka menstimulan animo dalang anak dan remaja untuk mengikuti festival dalang yang masih cukup besar.

Kecil-kecil cabe rawit, mungkin itulah istilah yang tepat untuk menggambarkan para peserta FESTIVAL DALANG PELAJAR TINGKAT SD DAN SMP TAHUN 2017.  Diselenggarakan pada hari Kamis 30 Maret 2017  di Taman Bina Bakat dan Kompetensi Siswa. Festival diikuti oleh 9 peserta, yang terdiri atas 4 pelajar SD dan 5 pelajar SMP.

Acara festival ini menjadi begitu istimewa, karena di tengah era yang mengglobal penuh dinamika dan pengaruh budaya asing yang tak bisa dibendung, namun norma-norma luhur masih dipegang teguh, bukan hanya dari meraka masyarakat Tulungagung yang berusia dewasa namum justru anak-anak muda generasi penerus bangsa yang punya tekad kuat untuk melestarikan budaya adi luhung warisan nenek moyang.

Ketua Panitia Festival Bin Wahyuni S.Pd, MM tujuan dari kegiatan festival ini diantaranya melestarikan pengenalan kesenian sejak dini disamping itu untuk menumbuhkan kecintaan anak pada seni budaya sekaligus untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme dalam rangka memperkokoh jati diri bangsa, menumbuhkan apresiasi seni pada anak serta menggali, membina, memupuk bakat dan minat anak-anak pada seni pedalangan.

Dalam sambutan Bupati yang dibacakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Drs. Suharno. M Pd disampaikan bahwa melalui Festival Dalang Pelajar ini diharapkan dapat mewujudkan kualitas pendidikan yang maksimal dan mewujudkan generasi penerus yang berkarakter mulia dan berakhlakul karimah.

Dalam kegiatan ini bukan  hanya dalangnya saja yang dari kalangan pelajar, namun niyaga atau penabuh gamelan serta para sindennya juga dari kalangan pelajar. Maka tidak mengherankan banyak penonton yang bedecak kagum melihat penampilan sembilan dalang cilik saat mereka tampil.

Adapun Dewan Pengamat pada festival ini diantaranya adalah Lukito dalang senior dari Trenggalek, Kukuh Setyo Budi SE, M Pd dari Pepadi Jawa Timur, Budi Sujarwo, SH Ketua Pepadi Tulungagung. Dalam festival ini masing-masing peserta tampil selama 45 menit. Sebelum para dalang pelajar tersebut tampil, masing-masing dalang menerima tokoh wayang sesuai dengan lakon yang akan mereka tampilkan dari Kepala Dinas Pendidikan Drs. Suharno, M Pd.

Setelah dilakukan rapat atau sidang oleh dewan pengamat maka  dimalam harinya diumumkan Keputusan Dewan Pengamat dalam Festival Dalang Pelajarsebagai berikut :

Untuk Tingkat Sekolah Dasar:
    Dalang Mumpuni: Muh Rafi Nur Fauzi dari SDN 3 Panjerejo Rejotangan
    Dalang Favorit: Wahyu Fajar Giri dari SDN 2 Ngubalan Kalidawir
    Dalang Catur: Muh Bagus Alfita dari SDN Wates Sumbergempol
    Dalang Berbakat: Fahad Abdullohsah dari SDN 1 Serut Boyolangu

Untuk Tingkat SMP:
    Dalang Mumpuni: Hazel Abirama Arafi dari SMP 1 Ngunut
    Dalang Favorit: Wisnu Kurniawan dari SMPn 2 Tulungagung
    Dalang Sabet: Muh Ferdan Tauladan dari SMPN 1 Boyolangu
    Dalang Catur: Ulung Dwi Santosa dari SMPN 1 Boyolangu
    Dalang Berbakat: Andika Malia Pratama Putra dari SMPN 1 Karangrejo

Terkait cerita yang dibawahkan menurut Gufron harus sesuai dengan pakem yang ada, namun cerita itu disesuaikan dengan kemampuan mereka. Sehingga ada yang membawakan cerita pewayangan dan sejarah, tidak saklek cerita Mahabarata atau Ramayana.

Festival Dalang Tulungagung merupakan gambaran seni pedalangan masih eksis di tengah gempuran kesenian asing yang masuk secara sporadis melalui teknologi komunikasi, setidaknya Festival Dalang Tulungagung ini bisa menjadi penanda bahwa seni budaya pedalangan masih ada senimannya dan penggemarnya. Oleh karena itu perlu dukungan dari berbagai pihak agar tetap lestari dan makin digemari bukan saja sebagai tontonan namun juga tuntunan, ungkap pengamat dalang dinas pendidikan Moh. Guffron, S.Pd. (unt/adv/humas)

Jum'at, 31 Maret 2017

Lestarikan Budaya Adi Luhung, Pemkab Tulungagung Gelar Festival Dalang Pelajar
      Berita Nasional :