Dijatuhkannya sanksi FIFA dipastikan akan membuat dunia sepakbola nasional akan mengalami stagnasi. Seluruh kompetisi di level domestik dan internasional juga dipastikan tak akan diakui oleh FIFA.
Dilansir TvOne, saat ditanya soal sanksi FIFA (beberapa saat sebelum sanksi dijatuhkan), Presiden RI Joko Widodo justru menyinggung soal prestasi sepakbola Indonesia dalam 10 tahun terakhir. "Kita lihat dulu, selama 10 tahun prestasi kita apa? Saya punya catatannya. Kita tidak lolos kualifikasi, di Asia pun tidak lolos," ujar Jokowi.
"Soal terjadi pembekuan, memang harus ada pembenahan total. Pembenahan manajemen, dan pembenahan sistem," imbuhnya.
Menanggapi komentar Jokowi, La Nyalla Mattalitti menyatakan sangat mengapresiasi keinginan presiden. Namun, pasca jatuhnya sanksi FIFA, La Nyalla berharap Presiden bisa lebih bijak melihat kondisi ini. "Saya sangat mengapresiasi keinginan Pak Jokowi ingin melakukan pembenahan. Justru saya masuk PSSI untuk membenahi sepakbola Indonesia," kata La Nyalla.
"Saya baru jadi ketua dalam waktu singkat. Saya kelola sepakbola dalam waktu singkat dan peringkat FIFA kita bisa naik. Kita harus melakukan banyak kompetisi agar bisa berprestasi, tapi kompetisi malah dihentikan," imbuh La Nyalla.
4 Syarat Agar FIFA Cabut Sanksi untuk Indonesia
Masih terdapat empat syarat yang sesungguhnya bisa membuat sanksi FIFA untuk Indonesia dicabut. Empat syarat itu disebutkan dalam surat sanksi yang diberikan FIFA ke sekjen PSSI, Azwan Karim, tertanggal 30 Mei 2015 dan ditandatangani Sekjen FIFA, Jerome Valcke.
Syarat pertama yang disebutkan dalam surat itu adalah bahwa Komite Eksekutif PSSI yang terpilih mampu mengelola urusan PSSI secara independen dan tanpa pengaruh dari pihak ketiga, termasuk Menteri (atau lembaganya). Kemudian, syarat kedua adalah tanggung jawab untuk tim nasional Indonesia wewenangnya dikembalikan kepada PSSI.
Ketiga, tanggung jawab semua kompetisi PSSI dikembalikan wewenangnya kepada PSSI atau Liga yang berada di bawahnya. Terakhir, semua klub yang mendapatkan lisensi dari PSSI berdasarkan regulasi lisensi klub PSSI mampu bersaing di kompetisi PSSI.
"Kami ucapkan terima kasih dan meminta Anda untuk mengirimkan keputusan ini kepada pihak terkait dan berharap bahwa masalah ini dapat diselesaikan secepatnya sehingga suspensi dapat dicabut," tulis FIFA dalam suratnya itu.
Dalam surat itu juga FIFA menyebutkan telah berulangkali memperingkatkan Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia Imam Nahrawi untuk tidak mengintervensi PSSI. Sebab, Statuta FIFA telah mengaturnya dalam pasal 13 dan 17 bahwa pihak ketiga dalam hal ini tidak boleh mencampuri 'dapur' federasi sepakbola sebuah negara.
Beruntung, PSSI sanggup melobi FIFA agar Timnas U-23 bisa berkiprah di SEA Games 2015. Namun, setelah itu Indonesia dilarang berpartisipasi di berbagai event internasional sepak bola resmi di bawah FIFA dan AFC. (berbagai sumber)