Pernyataan itu ditegaskan Deputy Kesiapsiagaan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Dody Ruswandi, Minggu (16/2/2014).
"Lahar dingin itu biasanya turun saat hujan deras. Nah, setelah Gunung Kelud erupsi, lahar dingin itu belum turun," kata Dody saat berada di Posko Utama Satlak Simpang Lima Gumul.
Dody mengungkapkan, erupsi Kelud membawa 105 juta kubik abu vulkani. Dari jumlah tersebut, 50 persen sudah dimuntahkan lewat letusan. Sedangan 50 persen lagi atau sekitar 50 juta kubik masih deposit atau tersisa. Ironisnya, sisa abu tersebut kemungkinan besar akan keluar bersamaan dengan lahar dingin.
Dody menambahkan, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat serta BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Brantas.
"Karena jalur lahar dingin itu lewat sungai yang merupakan kewenangan BBWS," katanya menambahkan.
Dody bisa bernafas lega, karena dalam koordinasi tersebut sudah ditentukan langkah-langkah antisipasi. Termasuk pengosongan kawasan padat penduduk yang akan dilalui oleh lahar bermuatan abu vulkanik tersebut.
"BBWS sudah punya membuatkan jalan untuk aliran lahar dingin itu," pungkasnya.
Menteri PU: Ada 6 Titik Rawan Lahar Dingin Kelud
Menteri PU (Pekerjaan Umum) Joko Kirmanto menyebut ada 6 titik rawan jika lahar dingin mengalir dari puncak Gunung Kelud. Sayangnya Joko tidak hafal secara detail dimana enam titik rawan itu.
"Hasil koordinasi terakhir, ada enam titik yang rawan lahar dingin. Namun kita sudah melakukan langkah antisipasi," kata Joko ketika ditemui di Pokso Satlak Simpang Lima Gumul Kediri, Minggu (16/2/2014).
Disinggung soal rehabilitasi pascabencana, Joko menjelaskan bahwa pihaknya sudah menurunkan alat berat guna pembersihan material pasir Kelud. Pasalnya, pasir semburan Kelud itu masih menghiasi jalan-jalan di kawasan Kediri.
"Kita sudah melakukan pembersihan," katanya singkat.
Status Gunung Kelud Turun ke Awas Level I
Empat hari paska letusan, aktivitas Gunung Kelud mulai turun. Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hari ini menurunkan status gunung dari awas (level IV) menjadi awas (level I).
Penurunan status Gunung Kelud tersebut disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Budiman saat memberikan bantuan kepada para pengungsi di Posko Balai Desa Segaran, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Minggu (16/2/2014) pukul 12.30 WIB.
"Saat ini aktivitas gunung sudah mulai turun, dan statusnya kini menjadi awas level I. Namun demikian rekomendasi kawasan steril tetap pada radius 10 kilometer dari pusat lava," ujar Jendral TNI Budiman.
Meskipun statusnya diturunkan, imbuh Budiman, namun kawasan zona bahaya tetap harus steril. Pihaknya telah menempatkan sejumlah anggota untuk memastikan pengungsi tidak memasuki zona steril. Sementara bagi para pengungsi yang tinggal diluar kawasan steril, diperbolehkan pulang.
Hasil monitoring pengamat vulkanologi menyebutkan, mulai pukul 18. 00- 06.00 WIB teramati kepulan asap putih bertekanan lemah, tinngi max 1000m, condong ke kearah utara, kegempaan tercatat 14 x hembusan tremor, 1 sd 3 mm menurun. [beritajatim]