Berikut kronologi peristiwa letusan gunung Kelud yang dikeluarkan oleh Pemkab Kediri: Letusan tercatat terjadi selama empat kali. Terdiri pada pukul 22.55, pukul 23.00, pukul 23.23, dan pukul 23.29 WIB. Letusan terbesar terjadi pada yang keempat.
Hujan batu terpantau sampai ke wilayah kecamatan Pare pada pukul 23.36 WIB. Pada pukul 23.41 WIB, hujan batu sebesar ibu jari kaki melanda wilayah kecamatan Wates dan Pesantren Kota Kediri. Pada pukul 23.55 WIB, hujan batu ini menjangkau kawasan SLG.
Pukul 00.05 WIB, hari Jumat, hujan batu kecil-kecil sampai ke wilayah Pace, Kabupaten Nganjuk. Hujan batu ini disertai dengan abu dan pasir.
Pemkab Kediri juga mencatat bahwa petugas vulkanologi telah meninggalkan pos Kelud pada saat letusan ketiga. Meski terjadi hujan batu dan debu, Pemkab belum menerima laporan adanya korban jiwa maupun bangunan roboh.
Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), semburan atau letusan Gunung Kelud mencapai ketinggian hingga 17 km atau 5.000 kaki pada pukul 23.23 WIB, Kamis (13/2/2014).
Seperti dikatakan Gede Swantika, Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api PVMBG dari Bandung dalam rilisnya, Letusan Gunung Kelud kali ini, lebih dasyat dari erupsi yang pernah terjadi pada tahun 1990 lalu.
Kerikil Gunung Kelud di Kediri Sebesar Kelereng
Gunung Kelud memuntahkan batuan dan kerikil saat meletus. Muntahan kerikil itu sebesar batu kelereng yang menghujani Kediri, Jawa Timur.
"Kerikilnya sebesar kelereng dan itu sampai daerah Desa Wates," ujar warga yang rumahnya ambruk akibat getaran dan debu Gunung Kelud, Matius Suwandi, Jumat (14/2/2014).
Menurut Matius, para tetangganya di dekat rumahnya juga mengungsi keluar rumah. Mereka takut terjadi kejadian yang tidak diinginkan saat terjadi letusan Gunung Kelud. "Mereka di luar rumah dengan pakai payung dan berkumpul," terangnya.
"Rumah saya ambruk karena abu dan gentengnya terbuat dari asbes," imbuhnya.
Gunung Kelud meletus pertama kali pada pukul 22.50 WIB, Kamis (13/2). Setelah itu letusan susulan terjadi.
Ikon Kediri Jadi Tempat Mengungsi Korban Kelud
Simpang Lima Gumul Kediri, yang biasanya menjadi tempat rekreasi warga, kini dipenuhi pengungsi. Ikon Kabupaten Kediri berupa tugu dan taman luas ini telah menampung sekitar 1.000 orang.
Mereka warga lereng Kelud, yang meletus pada Kamis, 13 Februari 2014, malam. Tepatnya di Convention Hall, Simpang Lima Gumul, warga lereng Kelud kini berlindung. "jumlahnya bisa terus bertambah," kata petugas posko pengungsian, Zainal, Jumat 14 Februari 2014. Gedung Convention Hall memiliki daya tampung sekitar 5.000 ribu orang.
Zainal mengatakan, sebenarnya terdapat 12 posko wilayah yang tersebar di empat kecamatan, Ngancar, Pelosok Klaten, Kepung dan Puncu. Namun lantaran hanya berjarak 15 kilometer dari Gunung Kelud, para pengungsi terpaksa di pindahkan ke posko yang lebih jauh. "Karena hujan batu," ucap Zainal.
Adapun posko utama, kata Zainal, berjarak sekitar 35 kilometer dari Gunung Kelud. Zainal menjelaskan, kondisi sekitar Kelud masih terus hujan debu. "Hujan debunya lebat sekali," ujar Zainal.
Di posko utama, Zainal mengungkapkan, persediaan logistik sudah disiapkan saat Gunung Kelud masih berstatus Waspada. ”Bantuan logistik dari Satkorlak, beberapa perusahaan swasta, TNI dan Polri," kata Zainal. "Sementara bantuan logistik dari BNPB sedang meluncur," Zainal menambahkan. (berbagai sumber)