"Dari analisis yang dilakukan tim verifikasi, mereka dinyatakan tak sanggup mengikuti kompetisi. Jadi, Liga memutuskan musim depan ISL diikuti 18 klub," cetus CEO PT LI, Joko Driyono, usai rapat pleno ISL di Kuningan (12/1).
Sejatinya, selain dua klub tersebut, ada enam klub lain yang masih terjerat masalah finansial. Klub itu adalah Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, PSM Makassar, Pelita Bandung Raya (PBR), Gresik United, dan Arema Cronus. "Enam klub masih bermasalah, karena mereka ada hutang tunggakan gaji kepada pemain. yang belum mereka selesaikan. Kami mau minta konfirmasinya," imbuh Joko.
Ancamannya, PT LI akan memaksa enam klub itu bermain tanpa pemain asing di ISL musim ini. Untuk itu, Joko menegaskan deadline penyelesaian masalah tunggakan itu hingga Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), 31 Januari nanti.
"Kalau masih bermasalah, mereka bisa berkompetisi di ISL tanpa pemain asing. Itu opsi paling realistis. Itu resiko yang harus dibayar oleh mereka," kata alumnus ITS Surabaya tersebut. Dengan delapan klub bermasalah, 12 klub ISL lainnya dinyatakan lolos dari verifikasi finansial.
Persik Tunggu Mukjizat
Manajemen Persik Kediri angkat bicara ihwal kabar percoretan skud "Macan Putih" dari Indonesia Super League (ISL) 2015. Manajemen menyatakan, masih memiliki peluang bagi Persik untuk tetap bisa berlaga di kompetisi sepakbola tertinggi di Indonesia itu.
"Kita taat aturan PSSI, walaupun secara tertulis memang belum dikirimi surat itu. Kita menghormatinya. Tetapi sampai batas maksimal, kami akan tetap berusaha agar jangan sampai Persik terkubur. Dan peluang itu masih ada," ujar Wakil Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan (Panpel) Persik Kediri Tri Krisminarko dalam jumpa pers di Sekretariat Persik Kediri Jalan Diponegoro Kota Kediri, Selasa (13/1/2015)
Sementara itu, Manajer Persik Kediri Anang Kurniawan mengaku, segenap manajemen masih berusaha keras agar Persik bisa mengikuti ISL, selain menunggu mukjizat dari Tuhan. Langkah - langkah yang sedang ditempuh oleh manajemen adalah mencari sponsor dan pendanaan.
" Kalau tidak ada mukjizat, bagaimapun juga, tidak bisa berlaga di ISL. Begitu juga, apakah ada mukjizat di Divisi Utama, seandainya kita benar-benar tidak bisa di ISL. Tetapi, kita tetap berusaha," ungkap Anang Kurniawan menyambung pernyataan Tri Krisminarko. (berbagai sumber)