Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya Jl. Ahmad Yani D-6 Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543 E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Kediri - majalahbuser.com. Indonesia dan Jepang termasuk dalam salah satu negara yang memiliki banyak gunung berapi di dunia.
Hal ini dikarenakan letak Indonesia berada dalam rangkaian Ring of Fire, yang berarti kawasan ini banyak sekali gunung api yang masih aktif dan meletus. Masih segar dalam ingatan kita, erupsi Gunung Kelud pada tanggal 13 Februari 2014.
Letusan yang dahsyat, dengan abu vulkanik yang mengakibatkan ditutupnya 4 bandara.
Kamis, 11 September 2014
Prof. Tanaka Takjub tentang Penanganan Bencana Erupsi Gunung Kelud
Akan tetapi dibalik erupsi Gunung Kelud, tidak menimbulkan korban jiwa di Kabupaten Kediri. Hal ini yang membuat Prof. Atsushi Tanaka dan Yasuhito Ph.D takjub dan simpati pada kab kediri karena kecepatan dan kerapian penanganan bencana.
Dalam kedatangannya ke Kabupaten Kediri pada Rabu (10/9) pukul 11.00 WIB, Prof. Tanaka dan rombongannya akan belajar secara detail mengenai antisipasi bencana alam khususnya Gunung Berapi. Mulai dari peningkatan aktifitas Gunung Kelud, evakuasi dan recovery.
Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno didampingi Wabup Drs. Masykuri di depan prof. Tanaka mengucapkan terima kasih kepada Prof. Tanaka dan rombongan atas kepeduliannya. Dan menjelaskan hal-hal yang dilakukan dalam proses evakuasi baik itu kondisi waspada, siaga, awas hingga meletus. Juga dalam hal recovery perekonomian warga dan infrastruktur. Untuk perekonomian petani, penanganan dilakukan dengan bantuan benih jagung, sayur, pupuk dan lainnya.
Sejatinya, Prof. Tanaka sudah pernah datang ke Kabupaten Kediri tepatnya Gunung Kelud pada tahun 2009 sampai 2011.
Prof. Tanaka juga menambahkan, dirinya mewakili rekan-rekan dari penjuru dunia yang juga takjub dan heran saat terjadinya erupsi Gunung Kelud yang tidak menimbulkan korban jiwa di Kabupaten Kediri. Padahal di Jepang juga memiliki banyak gunung berapi, yang salah satunya meletus pada tahun 1978. Yang dampak abu vulkaniknya setebal 10 cm, akan tetapi tetap saja memakan korban jiwa. [ADV]