Bahkan, Bagong dan Romadhon melaporkan perampasan yang dilakukan keempat bocah itu di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Gajah Mungkur. "Iya (melapor), biar saya tidak ditangkap," tutur Bagong kepada wartawan, Kamis (6/2/2014).
Polisi tak langsung percaya laporan Bagong dan Romadhon, lantaran keduanya berbadan lebih besar ketimbang keempat bocah itu. Setelah diinterogasi terpisah, akhirnya terungkaplah bahwa Bagong dan Romadhon lah yang "maling".
Bukan hanya itu, diketahui kedua begundal ini sudah merampas barang-barang dan uang muda mudi yang nongkrong di sekitaran GOR Jatidiri, Kota Semarang, sebanyak empat kali. "Saya yang ambil ponselnya, sama Romadhon. Biasanya minta uang atau ponsel," katanya.
Bagong menceritakan, saat itu dia dan Romadhon sedang nongkrong di sekitar GOR Jatidiri. Dia melihat empat pelajar SMP sedang nongkrong di satu sudut GOR. Keduanya pun langsung mendatangi keempat bocah itu dan meminta sejumlah uang.
"Minta uang, tapi nggak dikasih. Akhirnya saya rampas ponselnya," katanya. Setelah merampas ponsel satu orang, dia kemudian meminta ponsel tiga bocah lainnya.
Lantaran tidak mau menyerahkan, ketiga bocah ini melarikan diri diikuti satu orang temannya yang sebelumnya telah diambil handphonenya oleh Bagong. Sontak saja Bagong dan Romadhon mengejar keempat bocah itu sambil berteriak maling.
Warga yang ada di sekitar yang mendengar teriakan maling, ikut mengejar keempat bocah itu. Sial bagi Unggul, dia tak bisa menyelamatkan diri dari kejaran Bagong dan warga sekitar. Beruntung patroli polisi melintas di lokasi kejadian dan menyelamatkan Unggul dari amukan warga.
Setelah Unggul diselamatkan polisi patroli, Bagong dan Romadhon mendatangi Polsek Gajahmungkur dan melaporkan bahwa keduanya telah menjadi korban perampasan empat bocah SMP di GOR Jatidiri.
Polisi bergerak cepat, karena satu di antaranya telah tertangkap yakni Unggul, polisi tak kesulitan menangkap dua dari tiga orang temannya yang melarikan diri. Namun setelah ketiga bocah itu dibawa ke kantor polisi, diketahuilah siapa "maling" sebenarnya.
"Korban berkeras bahwa ponsel itu miliknya, setelah kami kroscek ternyata benar. Justru yang tadinya melapor sebagai korban perampasan merupakan pelaku," tutur Kapolsek Gajahmungkur, Komisaris Meiliyan Rahmadi. (tribunnews)