Polisi sempat memperingatkan kemungkinan bentrokan, namun kubu Habib Ali tetap ngotot mau melaksanakan pawai pada pukul 13.30. Bahkan menurut Awi, massa dari pesantren ini sempat menyerobot rute-rute yang dijaga polisi.
Karnaval mendapatkan penentangan dari kubu Ustadz Fauzi, salah satu pengurus Ranting NU Puger Kulon. Akhirnya bentrok tidak terelakkan. Saling serang dengan lemparan batu dan pembakaran juga melibatkan orangtua dari para santri peserta karnaval.
Seorang tewas diketahui bernama Eko Mardi Santoso berusia 45 tahun. Belum diketahui pasti dari kubu mana dia berasal. Eko tewas dengan luka sabetan senjata tajam di sekujur tubuh. Lima orang dilaporkan luka-luka.
"Awalnya memang dipicu pro-kontra pelaksanaan karnaval. Kemudian terjadi saling serang. Dan, untuk mencegah kejadian lebih besar 500 personil kepolisian telah disiagakan," ujar Awi.
Terjadi kerusakan pada pondok pesantren pimpinan Habib Ali, rumah warga dan sepeda motor. Awi mengatakan, polisi terus melakukan pendalaman kasus ini. Tim telah diterjunkan untuk olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Sejumlah barang bukti berhasil kita amankan, sebagai alat yang diduga dipakai melakukan pengrusakan, termasuk batu, pentungan juga serpihan pecahan kaca," urai Awi.
Lanjut Awi, Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Polisi Unggung Cahyono juga langsung datang ke lokasi. Polisi diterjunkan ke lokasi untuk berjaga-jaga dan mengantisipasi aksi saling serang susulan antar dua kelompok massa. Sementara, rumah sakit juga dijaga polisi.
Situasi di lokasi saat ini masih mencekam. Polisi disiagakan di setiap sudut guna mengantisipasi dan berjaga guna menghindari bentrok susulan.
Sejak Tahun Lalu
Konflik bernuansa agama antara pesantren Darus Sholihin telah terjadi sejak tahun lalu di Jember. Ketegangan kedua pihak sempat dimediasi DPRD Jember Agustus tahun lalu.
Habib Ali mengklarifikasi, bahwa dirinya bukan Syiah. Namun akhirnya, ia bersedia meminta maaf jika memang ada kesalahan dalam ceramah agama yang disampaikannya.
Namun, bentrokan terjadi pada Januari 2013. Massa menolak rencana pawai peringatan Maulid Nabi yang digelar kubu Habib Ali. Ponpes Darus Sholihin diserang, dan Habib Ali diminta segera keluar dari Puger karena dianggap meresahkan.
Banyak yang mengalami luka-luka dalam insiden ini. Rumah-rumah warga banyak yang rusak jadi sasaran pelemparan. (VIVA)