Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
majalahbuser.com  - Bangunan mercusuar buatan Malaysia hingga kini masih berdiri di kawasan peraian Tanjung Datuk, Kalimantan Barat.

Tiga tiang pancang 13 meter itu kokoh berdiri di perairan Indonesia. Tapi, ada yang berbeda dari bangunan mercusuar itu. Tiga tiang pancangnya sudah dicat warna merah-putih. Warna bendera Indonesia.
Sabtu, 31 Mei 2014

Mercusuar Malaysia di Perairan Indonesia Sudah Berwarna Merah Putih
Entah siapa yang mengecatnya. Tapi yang pasti, tiang itu memang berdiri di atas wilayah Indonesia.

Selain itu, sebanyak dua kapal perang milik TNI Angkatan Laut disiagakan di kawasan tersebut, KRI 632 Lemadang dan KRI 352 Slamet Riyadi. Menjaga wilayah perairan Indonesia yang sering diusik negara tetangga, Malaysia.

Sudah tiga kali terjadi ketegangan tapal batas antara Indonesia dan Malaysia di Temajuk, Kecamatan Paloh, Sambas, Kalimantan Barat. Pertama, kasus perebutan wilayah Gosong Niger. Kedua Camar Bulan.

Kemudian sekarang, kasus pembangunan mercusuar oleh Malaysia di perairan Tanjung Datuk. Akhirnya, pembangunan mercusuar yang belum rampung itu dihentikan oleh TNI.


Warga Tanjung Datuk Minta Pemerintah Tegas

Masyarakat di kawasan Tanjung Datuk, Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat menyesalkan tindakan Malaysia membangun mercusuar di Perairan Tanjung Datuk. Menurut Asman, Sekretaris Desa (Sekdes) Temajuk, titik koordinat kedua negara sudah jelas, namun pihak Malaysia masih saja membangun suar.

“Ketiga kalinya berulah, sehingga lagi-lagi perbatasan Temajuk menjadi sorotan dunia,” kata Asman di Sambas, Kalbar, Selasa 27 Mei 2014.

Ia mengatakan, kejadian ini yang ketiga kalinya terjadi perbatasan Temajuk menjadi sorotan.  Namun kali ini Malaysia berulah dengan membangun Suar di Tanjung Datuk, tepatnya di SRTP 1 yang merupakan wilayah sengketa.  “Sebelumnya sengketa Gosong Niger dan Camar Bulan, “ jelasnya.

Ia meminta pemerintah harus tegas dan mengambil sikap cepat. Pasalnya, banyak kasus serupa kita selalu kalah dalam hal perbatasan, dan dampak lainnya, nelayan kita kerap menjadi korban dan di tangkap di daerah perbatasan. (viva)
Pembangunan mercusuar oleh Malaysia di wilayah Indonesia

      Berita Daerah  :

      Berita Nasional :