Dede Darmin (24), pemilik toko aksesori tentara di samping rumah korban, mengatakan, kakak beradik itu adalah anak dari Letnan Kolonel Infanteri R Rudi Martiandi D, yang bertugas sebagai Kepala Seksi Operasi Komando Resor Militer 074/Warastratama, Surakarta (bukan Wakil Komandan Resimen Militer Solo seperti disebutkan sebelumnya, red).
Menurut Dede, selama ini rumah korban dihuni oleh kedua kakak beradik itu yang ditemani oleh Acim. Ibu korban tinggal menemani ayahnya yang berdinas di Surakarta (Solo).
"Orangtuanya kan dinas di Solo, pulang ke sini nengok anaknya paling antara 3 sampai 4 bulan sekali," kata Dede saat ditemui di lokasi kejadian, Minggu.
Kakek korban mengatakan, hari ini kedua anaknya sebetulnya hendak mengajak kedua cucunya berlibur ke Jakarta. Ia menuturkan, Rudi menelepon kedua anaknya dari Solo tadi pagi untuk membicarakan keberangkatan ke Jakarta. Namun, tidak ada satu pun yang mengangkat telepon tersebut.
"Akhirnya, ayahnya itu memerintahkan kedua anak buahnya yang bertugas di Bandung untuk mengecek ke rumah di Jalan Gudang Timur," katanya.
Ketika dicek, rumahnya terkunci dan pintu rumah tidak dapat didobrak. Akhirnya, dua anggota tentara suruhan Rudi menghampiri rumah Dede. Mereka kemudian melewati atap rumah untuk bisa masuk ke rumah korban. "Kami temukan ketiganya sudah meninggal," kata seorang anggota TNI yang enggan disebutkan namanya itu.
Saat ini, polisi masih melakukan olah tempat kejadian perkara. Ketiga korban sudah dibawa ke RS Sartika Asih Polri untuk diotopsi.
"Ada Jeritan Anak Perempuan Sekitar Jam 3, Saya Kira Ngigau"
Rida Yani (37) mengaku sempat mendengar suara jeritan seorang anak perempuan ketika dirinya sedang tidur lelap sekitar pukul 03.00 WIB, Minggu (22/6/2014) dini hari.
Rida dan suaminya, Kapten Eko Widodo, tinggal bersebelahan dengan rumah Letnan Kolonel (Letkol) Inf R Rudy Martiandi, tempat ditemukannya jasad kakak beradik dan pembantunya di Kompleks TNI AD, Jalan Gudang Utara No 18, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur, Bandung, Jawa Barat.
"Iya, saya sempat mendengar suara pas saya lagi tidur, tapi seperti mimpi. Saya hanya mendengar suara selintas dalam tidur saya. Kalau di dalam tidur saya, saya pikir anak-anak saya yang ngigau gitu. Saya merasakan seperti halnya mimpi," kata Rida saat ditemui di TKP, Senin (23/6/2014).
Menurut Rida, suaminya saat itu tengah menonton siaran Piala Dunia. Kapten Eko mengaku tidak mendengar suara itu.
"Suami saya sedang nonton bola, tapi suami saya tidak mendengar suara sama sekali. Anak saya juga enggak mendengar apa-apa. Saya aja yang mendengar samar-samar. Saya pikir suara anak saya yang lagi pada bercanda atau ngigau, seperti mimpi soalnya saya lagi tidur terlelap," kata Rida.
Rida yakin bahwa suara itu adalah suara Aura (13). Pada Minggu pagi, ketika banyak orang sudah berkumpul di depan rumahnya, ada dua mantan anak buah Letkol Rudy, yakni Sertu Slamet dan Praka Agung, masuk ke rumah korban untuk mengecek.
"Ya, suaranya suara cewek, kayaknya suara anak kecil itu," ujarnya.
"Saya baru sadar dengan suara jeritan anak cewek itu pas pagi-pagi, pas diketahui ada pembunuhan. Saya baru ngeh dengan suara itu. Saya berpikir, berarti suara jeritan semalam yang sempat terlintas itu suara anak kecil perempuan itu," tambahnya.
Rida mengaku tak menaruh curiga sebelumnya atas suara tersebut. Pasalnya, tidak ada tanda-tanda mencurigakan di rumah Nomor 18 itu. Sehari-harinya juga kehidupan mereka baik dan aman-aman saja.
"Saya enggak curiga ada apa-apa dengan suara itu. Soalnya, dari dulu juga keadaan di rumah sebelah itu baik baik saja, aman-aman saja, anak-anak itu ceria-ceria aja, enggak pernah ribut-ribut. Kadang-kadang ada teman-temannya main ke sini. Bahkan, semalam itu, jam 10.00 malam, pintu rumah tetangga sebelah masih terbuka, masih ada aktivitas, nggak tahu kalau lagi ngapa-ngapainnya, kan anak yang cowoknya (praja) itu semacamnya baru pulang main sama teman-temannya," pungkasnya.
Dari atap rumah ini pula, mantan anak buah Letkol Rudy, yakni Sertu Slamet dan Praka Agung, mengetahui Acim, sang pembantu, sudah dalam posisi menggantung yang masuk lewat atap rumah sebelah. (berbagai sumber)