Udara yang sejuk pemandangan alam yang idah disertai air terjun yang berwarna putih membawa keindahan dan mendorong pengunjung untuk bermandi ria atau sekedar membasuh muka. Bahkan pengunjung bisa menikmati indahnya air terjun sambil duduk di bebatuan yang besar dan gardu pandang yang disediakan oleh pengelola wisata desa.
Bagi peminat wisata alam bila berkunjung bisa menggunakan alat transportasi berupa colt atau angkutan desa yang setiap hari tersedia dari kota purworejo ke kecamatan Kaligesing. Sesampai di kaligono untuk menuju obyek wisata Curug Siklotok pengunjung harus berjalan kaki sambil menikmati potensi alam serta berbagai kesenian yang tersebar di sebelas dukuh yang sedang dikembangkan seperti kesenian Kuda Lumping, Ndolala, Wayang orang dan lainya
"kami disamping mengembangkan curug Siklotok juga mendorong berkembangnya kesenian yang ada di desa untuk bisa dinikmati masyarakat dan para wisatawan",jelas suroto yang didampingi Trubus yono.
Dari pengamatan buser plus jalan yang menuju obyek wisata Curug Sikltok dengan rabat beton dan batu alam yang tertata rapi memangb menjadi daya tarik tersendiri. Namun perlu mendapat perhatian bupati untuk bisa mengalokasikan guna untuk memperkuat jembatan yang ada yang kondisinya sudah saatnya untuk dibangun.
Dikatakan Suroto, untuk mengembangkan obyek wisata desa seperti Curug Siklotok disamping mendapat bantuan pemerintah juga mendapat dukungan penuh dari masyarakat melalui swadaya murni bahkan di desa tersebut telah dibangun balai pertemuan yang menghabiskan dana jutaan rupiah yang penggunaanya untuk kepentingan desa serta tempat kegiatan pengunjung seperti kegiatan Out Bond yang digelar oleh Badan Keluarga Berencana dsan pemberdayaan Perempuan kabupaten Purworejo.
Untuk memperkuat pengelolaan obyek wisata Curug Siklotok dibentuk juga kelompok sadar wisata (pokdarwis). Nuansa Alam
Potensi Dukuh. Ada berbagai macam kesenian serta potensi yang bisa dikembangkan disebelas dukuh yang ada di desa Kaligono.
Pertama dukuh krajan ada kesenian kuda lumping, hadroh, makan kyai Brojo Nenggolo dan kyai Careng Gesing.
Kedua dukuh Ngabean ada wisata religi makam kyai Ngabehi atau Petilasan makamnya Sayid Sarifudin Ngabehi.
Ketiga dukuh Ciketro, ada keistimewaan di dukuh ini yakni kesenian Ndolala laki- laki. Bahkan untuk menguru-uri kesenian tersebut orang tua atau pelaku seni telah mengajarkan tari Ndolala kepada anak-anak.
Keempat Kedung Rante potensi keseniannya berupa kesenian ketoprak.
Kelima dukuh Jetis berupa kesenian kuda lumping.
Keenam dukuh Sawahan berupa kesenian wayang orang .
Ketujuh dukuh Wonorejo mengembangkan kesenian karawitan dan panenmbromo.
Kedelapan dukuh Tumpang Rejo ada kesenian orkes melayu dan wisata religi makam kyai Gongo Suli.
Kesembilan dukuh Tugono kesenian tradisional saparan .
Kesepuluh dukuh Plesem ada kesenian Ndolala dan kesebelas dukuh Sumbersari Hadroh Hidayah. ( liu/adv )