Tulungagung -- majalahbuser.com, Pelatihan melukis diatas kain dengan memakai tusuk gigi yang digelar oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Tulungagung mendapat sambutan positif dari peserta yang kebanyakan Ibu-Ibu. Hal itu tampak dari raut wajah mereka yang ceria dan bersemangat mengikuti pelatihan.
Mereka menyimak pelajaran yang diberikan oleh tutor. Mulai dari cara melipat kain, membentuk pola hingga praktek melukis kain dengan cat khusus yang diajarkan oleh pelukis Ardyans atau yang lebih dikenal dengan sebutan T-Wool diperhatikan secara detil. Dan hasilnya luar biasa kain polos yang rencananya dibuat kerudung oleh Ibu-Ibu itu timbul motif warna-warni sesuai lukisan tangannya.
Peluang usaha baru melukis kain tersebut adalah salah satu kegiatan bimbingan tehnik (bimtek) yang diadakan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Tulungagung yang diikuti 60 Orang anggota Koperasi, bertempat di Gedung BKPP Wonorejo, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, Selasa, 14/3.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Tulungagung, Supartono mengatakan, setelah membuka secara resmi kegiatan itu, bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Tulungagung melalui Dinas Koperasi dan Usaha Mikro untuk meningkatkan peran Ibu agar bisa menambah penghasilan keluarga.
Menurut Supartono, dengan memberi mereka pelatihan seni melukis dengan tusuk gigi, mereka bisa terampil dan memilihnya menjadi salah satu pekerjaan yang ujung-ujungnya bisa menjadi mata pencarian keluarga. Demikian pula bagi rekrutmen baru, supaya kegiatan yang dilaksanakan Koperasi ini bisa menjadi pilihan pekerjaan atau peluang usaha agar bisa membantu keuangan mereka
“Dan kalau sudah bicara ekonomi keluarga maka akhirnya bisa menumbuhkan ekonomi Kabupaten, dengan demikian maka tujuan Pemerintah mensejahterakan masyarakat dikatakan berhasil,“ ungkapnya ketika ditemui dilokasi acara.
Ia mengatakan pula, bahwa Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Tulungagung dalam membantu pemasaran produk pelaku usaha mikro yang sudah jadi yaitu dengan selalu menginventarisir mareka, diajak untuk melakukan pameran atau menghadiri setiap ada ivent baik yang berskala Nasional atau regional.
Supartono menambahkan, beberapa waktu lalu pihaknya sudah mengajak tiga pelaku usaha mikro mengadakan pameran di Semarang, Surabaya dan Malang. Dan untuk ivent lokal mereka juga pasti ditampilkan.
“Karena apa, sayang kalau mereka sudah berproduksi tetapi bingung memasarkan, maka peran Pemerintah Daerah melalui Dinas Koperasi atau Dinas yang lain membantu mengembangkan usahanya itu,“ tandasnya.
Ia berharap, kedepan kegiatan semacam ini bisa menjadi mata pencaharian pokok bukan sebagai usaha sembilan dan nantinya dapat merekrut tenaga kerja pada ujung usaha yang digelutinya sehingga dampaknya meluas.
Ditempat yang sama, pelukis Ardyans T-Wool ketika ditemui disela kegiatannya mengajar berujar, dirinya dalam setiap kesempatan selalu ingin berbagi ilmu lukis tusuk gigi yang dia kuasai, kepada siapa saja yang berminat, sampai kapanpun, sampai ajal merenggutnya.
Dikatakannya pula, tujuan awal dia mengajar adalah ingin supaya ada pesaing yang lebih dari dirinya, sehingga selama enam tahun berkarya dia bisa mengukur kemampuannya apakah karyanya itu semakin menanjak naik atau malah sebaliknya turun.
Lebih lanjut Ia mengatakan, untuk memasarkan hasil karyanya itu, selama ini melalui penjualan online sosial media (sosmed). Ia pun juga siap untuk mengajari seandainya dia diminta.
Selama ini, Ardyans T-Wool sudah berhasil memasarkan hasil karyanya itu kesepuluh Negara, antara lain, Amerika, Australia, Hongkong, Jepang Bahrain dan Rusia. Sebagai pelukis yang karyanya sudah mendunia, karya besarnya yang paling membanggakan adalah membuat lukisan tema Betorokolo diatas kanvas berukuran 1 kali 2 meter yang dipesan oleh Orang manca negara. kemudian lukisan wajah dengan tehnik tusuk Gigi.
“Dan kalau klik dimedsos, didunia hanya dirinya saja yang muncul, yang lain belum ada, “ tutup pelukis kelahiran Jakarta yang saat sekarang hijrah di Durenan, Trenggalek. (unt/adv)