"Kami sudah memintai keterangan sejumlah saksi. Namun, masih banyak yang perlu kita panggil untuk memperkuat alat bukti yang sudah ada," kata AKBP Budhi Herdi Susianto, Senin (30/12/2013).
Kapolres menambahkan, penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan kambing bermula dari berita salah satu media massa. Penyidik Unit Tipikor Polres Kediri Kota, kemudian meminta klarifikasi beberapa pihak.
Dari informasi yang didapat dari beberapa sumber menyebutkan, bansos kambing digelontorkan ke seluruh kelurahan di Kota Kediri (46 kelurahan). Masing-masing kelurahan menerima jatah 10 petani miskin. Sedangkan nilai satu ekor kambing sebesar Rp 1 juta.
Tetapi bantuan itu, dipotong sekitar Rp 500 ribu. Seperti yang disampaikan oleh Sumani, warga Kelurahan Balowerti, Kota Kediri nilai kambing tidak sampai Rp 1 juta, melainkan hanya Rp 500 ribu. "Aaa tetangga yang menawarkan kambing bantuan ka pasar hewan, ternyata hanya ditawar Rp 400 ribu," ujarnya.
Pemkot Kediri Jamin Bansos Kambing Tak Dikorupsi
Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri meyakini bantuan sosial (bansos) untuk para petani miskin, berupa pemberian 460 kambing sudah sesuai. Pemkot menjamin tidak ada pemotongan harga, maupun indikasi korupsi yang dilakukan oleh pejabat.
Kabag Humas Pemkot Kediri, Jawadi mengatakan, bantuan kambing sudah tepat sasaran dan tidak ada kecurangan apapun. Namun, apabila pihak kepolisian membutuhkan keterangan, pemkot sangat pro aktif.
"Tidak ada pemotongan sama sekali. Bansos kambing sudah sesuai," tegas Jawadi, Senin (30/12/2013).
Jawadi menjelaskan, bansos kambing diserahkan ke 460 petani miskin di Kota Kediri. Masing-masing kelurahan mendapat jatah 10 ekor. Sedangkan nilai harga kambing bantuan sebesar Rp 1 juta per ekor.
Mantan Camat Mojoroto itu berkata, bansos kambing merupakan program pemberdayaan masyarakat miskin pada tahun 2013. Ratusan kambing diberikan kepada masyarakat pra sejahtera yang tidak tercover oleh bantuan pemerintah pusat BLSM (Bantuan Langsung Sasaran Miskin), dan jalin kesra dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Sasaran bansos kambing adalah masyarakat pra sejahtera yang tidak menerima bantuan BLSM maupun jalin kesra dari pemprov Jatim. Itu sebab, kita mengadakan 460 ekor kambing untuk mereka," beber Jawadi
Bansos kambing diharapkan dapat mengangkat taraf hidup masyarakat miskin di Kota Kediri. Sebab, kambing yang diberikan hanya cuma-cuma, dan hasilnya dapat dinikmati masyarakat.
"Kalau untuk harga kambing satu ekornya Rp 1 juta. Kita tahu bahwa kambing harga Rp 1 juta, tentu ukurannya kecil. Namun, harapan kami, dalam kurun waktu satu tahun kemudian, kambing sudah tumbuh besar dan berkembang biak," imbuh Jawadi.
Jika kemudian disebut ada pemotongan harga kambing bansos, kata Jawadi sangat tidak relevan. Sebab, harga kambing selalu flutuatif (berubah-ubah). Setiap saat bisa naik dan juga bisa turun. [beritajatim]