Namun sayangnya, tidak semua klub lolos lima aspek tersebut. Alhasil, PSSI pun mengutamakan dua aspek saja, yakni finansial dan infrastruktur. Setelah menyepakati hal tersebut, akhirnya ada 22 tim yang dipastikan akan berlaga di ISL 2014.
"Setelah melewati rangkaian proses tersebut, PSSI mengumumkan ada 22 klub yang akan menjadi peserta ISL," kata Sekretaris Jenderal PSSI, Joko Driyono di Jakarta, Senin (23/12/2013).
"Dari 22 klub itu ada sembilan klub yang memiliki catatan khusus dari PSSI, terutama dalam dua aspek penting, yakni finansial dan infrastruktur. Lima klub bermasalah dengan finansial dan enam tim bermasalah dengan stadion," dia melanjutkan.
Dengan adanya 22 klub itu, maka format kompetisi ISL akan menjadi dua wilayah, barat dan timur. Pembagian wilayah akan ditetapkan seminggu sejak hari Senin, 23 Desember 2013. Kick off ISL akan dimulai pada 1 Februari 2014. Berikut 22 klub yang menjadi peserta ISL 2014:
1. Semen Padang
2. Sriwijaya FC
3. Persita Tanggerang
4. Persija Jakarta
5. Persib Bandung
6. Pelita Bandung Raya
7. Persiba Bantul
8. Persijap Jepara
9. Persik Kediri
10. Persela Lamongan
11. Arema Indonesia
12. Gresik United
13. Persebaya Surabaya
14. Persepam Madura United
15. Persisam Putra Samarinda
16. Persiba Balikpapan
17. Mitra Kukar
18. Barito Putera
19. PSM Makassar
20. Persipura Jayapura
21. Persiram Raja Ampat
22. Perseru Serui
PSSI Loloskan 9 Klub Bermasalah Ikut ISL
Dari 22 klub yang sudah ditetapkan PSSI untuk mengikuti kompetisi Liga Super Indonesia (ISL) 2014, ada sembilan tim yang masih bermasalah dengan aspek finansial dan infrastruktur. Siapa saja? Sekretaris Jenderal PSSI, Joko Driyono menjelaskan ada sembilan klub yang memiliki catatan khusus dari PSSI. Menurut Joko, ada lima klub yang bermasalah dengan finalsial dan enam tim bermasalah dengan stadion.
"Lima tim yang mempunyai masalah dengan finansial adalah Sriwijaya FC, Persela Lamongan, Persijap Jepara, Persik Kediri dan Perseru Serui," jelas Joko di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (23/12/2013). "Dari catatan PSSI pada 20 Desember lalu, Sriwijaya masih memiliki tunggakan gaji sebesar Rp1,7 miliar, Persela tersisa Rp200 juta dan Persijap menyisakan utang sekitar Rp300 juta," dia melanjutkan.
PSSI pun memberikan catatan kepada ketiga klub itu agar menyelesaikan utangnya sebelum ISL dimulai, atau deadline pada 15 Januari dengan syarat. Jika tidak bisa dipenuhi maka seluruh dana kontribusi komersial sebesar Rp3 miliar ditangguhkan.
"Sementara untuk Persik dan Perseru, PSSI memaksa melakukan revisi budget karena tidak ditemukan indikasi pemasukan yang sesuai. Ini dilakukan agar tunggakan gaji pemain tidak terulang lagi. Rata-rata kedua tim itu memiliki budget sekitar Rp10 miliar dalam 1 tahun," jelas pria yang akrab disapa Jokdri tersebut.
Selepas membeberkan lima klub yang bermasalah dengan finansial, Jokdri pun menjelaskan enam tim yang bermasalah dengan stadion. Enam klub itu adalah Persita Tangerang, Perseru Serui, Persiram Raja Ampat, Persiba Balikpapan, Persela Lamongan, dan Persik.
Jokdri menjelaskan, Persita akan menggunakan Stadion Singaperbangsa, Karawang, Perseru di Stadion Mandala, sementara Persiram menggunakan Stadion Maguwoharjo, Sleman. "Persiram dengan cadangan yakni Stadion Mandala, tapi akan kami putuskan sebelum Inter Island Cup digelar," kata pria yang juga menjabat sebagai CEO PT Liga Indonesia tersebut.
"Sedangkan untuk Persiba, Persela dan Persik akan dimonitor dengan ketat. Sampai pertengahan Januari 2014, mereka harus membenahi kualitas lapangan dan lampu," Jokdri mengakhiri. (inilah)