Anggota Komisi I DPR yang akrab disapa Nuning itu mendukung adu visi karena perdebatan di media hanya memperuncing masalah dan mengedepankan pencitraan keduanya. “Saya kenal Wiranto 20 tahun, sebelum dia jadi Panglima ABRI. Dia bukan pribadi yang suka merendahkan orang,” kata Nuning.
Adu visi Wiranto-Rhoma Irama dilontarkan oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. “Mari kita adu, di lapangan siapa lebih kuat. Kita uji Bang Haji dan Wiranto, bagus mana. Saya berani adu mereka di televisi,” ujarnya.
Ia yakin Rhoma tak hanya unggul dari segi elektabilitas dan popularitas. Muhaimin mengatakan, semakin dihina, Rhoma akan semakin kuat. “Bang Haji dicintai masyarakat bawah. Dia banyak sedekah dan berdakwah di mana-mana. Makanya, kalau mau dicintai yang banyak berdakwah,” ujar ponakan Gus Dur itu.
Wiranto sebelumnya mengatakan, kualitas dan latar belakang seseorang menjadi syarat mutlak untuk maju sebagai capres, sebab penunjukan calon pemimpin yang tidak kompeten menjadi sumber permasalahan bangsa.
“Sekarang ini penyanyi dangdut dijadikan calon presiden. Ada lagi pelawak. Nanti lama-lama pemain akrobat juga dicalonkan jadi presiden. Makanya yang korupsi jalan terus,” kata dia.
Sebelumnya, Wiranto mempertanyakan kenapa penyanyi dangdut bisa dicalonkan menjadi presiden. Menurut Ketua Umum Hanura itu, penunjukan pemimpin yang tidak kompeten menjadi sumber masalah bangsa, salah satunya korupsi tetap akan merajalela.
Partai Kebangkitan Bangsa yang menggadang-gadang Rhoma Irama sebagai capres pun berang dengan pernyataan Wiranto. “Semakin dihina dan diledek, Bang Haji akan semakin kuat dan kokoh,” kata Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar ketika meresmikan posko pemenangan Rhoma.
Muhaimin mengingatkan, dari segi elektabilitas, Rhoma Irama lebih populer dan dikenal masyarakat ketimbang Wiranto. Soal visi, misi, dan kepabilitas Rhoma dalam memimpin bangsa, Muhaimin melempar tantangan.
“Mari kita adu, di lapangan siapa lebih kuat. Kita uji Bang Haji dan Wiranto, bagus mana. Saya berani adu mereka di televisi ,” ujar dia.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu mengatakan, partainya membutuhkan sosok seperti Rhoma. “PKB mencari tokoh yang tak memiliki ambisi untuk jadi politisi, presiden, atau penguasa. PKB mencari orang yang merasa punya kewajiban membangun bangsa seperti Bang Haji,” kata dia.
Muhaimin mengatakan, Rhoma tak seburuk yang disangka para elite politik. “Dia dicintai masyarakat bawah. Dia banyak sedekah dan berdakwah di mana-mana. Makanya, kalau mau dicintai yang banyak berdakwah,” ujar ponakan Gus Dur itu.
Muhaimin bahkan menyamakan Rhoma dengan pendiri Nahdlatul Ulama, Kiai Hasyim Asy’ari. “Hasyim tak pernah berpikir soal kekuasaan. Dia mendirikan NU hanya untuk mendidik anak bangsa agar berperilaku sesuai agama dan tauhid,” kata dia.
Rhoma sendiri kesal dengan Wiranto. “Ente, Wiranto, jangan suka menghina orang. Bisa jadi orang itu lebih baik dari ente,” kata si Raja Dangdut.
Fans Rhoma Irama dan Soneta (FORSA) Sumatera Selatan juga geram dengan Wiranto. “Siapapun berhak mencalonkan diri sebagai presiden, bahkan Pak Haji Rhoma,” kata Ketua FORSA Sumsel, Saefudin. Ia mengklaim ada 2.000 fans Rhoma Irama di Sumsel bersedia membela Rhoma.
Menurut Saefudin, serangan verbal terhadap Rhoma Irama sangat banyak. “Daripada menyerang dan membuka aib pribadi orang, mending adu visi dan misi saja,” kata dia.
Sebagai fans fanatik Rhoma, FORSA mendukung penuh pencalonan Rhoma sebagai presiden. “Lihat saja, setiap Rhoma datang berkunjung ke Sumsel, fansnya sangat banyak. Untuk meraih suara di Sumsel, saya rasa cukup,” ujar Saefudin. (viva)