P Ditangkap pada Kamis (21/4) lalu. Densus memiliki bukti kuat keterlibatan P dalam aksi bom buku dan bom Serpong.
"Dia ditangkap di Aceh, dia melarikan diri ke sana," imbuhnya.
Ansyaad menjelaskan, P memiliki peran penting di dalam aksi bom buku dan bom Serpong. "Dia inisiator jaringan, dia yang mendesain semuanya," tuturnya. (ndr/mad)
P Sutradara Film Juga Rakit Bom Pipa Gas Serpong dan Bom Buku
P sang sutradara film ternyata bukan hanya sekedar ikut-ikutan dalam jaringan pelaku teror. Dia menjadi otak dan menjadi inisiator jaringan. Dia yang mendanai dan menggerakkan kelompok ini.
"Dia yang mendesain bom buku dan inisiator jaringan. Dia mendanai dan merakit bom di pipa gas Serpong," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai, Jumat (22/4/2011).
P kini sudah ditahan dan diperiksa Densus Mabes Polri. "Bayangkan dia masuk ke gorong-gorong dan memasang bom. Dia mengangkut bahan, bolak balik sampai 4 kali," tambah Ansyaad.
P ditangkap Densus dalam penggerebekan di Aceh pada Kamis (21/4). "Dia melarikan diri ke sana," imbuh Ansyaad.
Diketahui pada Kamis pagi, Mabes Polri mengungkap plot rencana peledakan pipa gas Serpong. Polisi mengamankan 9 paket bom yang disebar pelaku teror di sekitar pipa gas dan Christ Catedhral. Polisi menangkap 19 pelaku terkait rencana peledakan ini. (ndr/nwk)
P Berniat Filmkan Aksi Peledakan Pipa Gas Serpong
Si sutradara P berniat memfilmkan aksi peledakan pipa gas Serpong. Nantinya film itu akan dia sebarkan ke publik.
"Mereka akan rekam dan siarkan," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Jumat (22/4/2011).
Anton melanjutkan, para pelaku sudah mempersiapkan proses pembuatan film itu.
"P sutradaranya," imbuh Anton.
Film itu nantinya akan digunakan untuk propaganda mereka untuk menujukkan eksistensi.
"Itu nanti akan mereka sebar," tuturnya.
P, lanjut Anton memiliki pengalaman dalam pembuatan film dokumenter tentang pasca tsunami aceh.
"Ya itu film buat dia sendiri, dia sutradaranya. Bukan buat komersil," imbuhnya (ndr/gah)(detikNews)