Walhasil: alhamdulillah mau datang ketika sedang tidak ada jam dinas. Bagi orang yang acuh tak acuh dan atau tidak punya dedikasi yang tinggi terhadap tugasnya, tentu dalam benaknya dia bilang : "ngapain datang, wong saya kosong jam kok…!".
Sesungguhnya kalau ditilik dari segi gerakan (jogged)nya, Norman tidak seperti tokoh idolanya, Shahrukhan yang - tentu saja - lebih lincah dan lebih atraktif dengan gerakan patah-patah sebagai ciri khas tari India. Adegan polisi joged, sejatinya sudah ditampakkan dalam Film Begadang (Rhoma Irama di era 80-an).
Maklum saja pijakan Bang Haji (sapaan akrab Rhoma Irama) bahwa seni itu indah dan mulia. Hadits Nabi Saw : "Innalloha jamilun, wa huwa yuhibbul jamal" (sesungguhnya Alloh itu baik/indah, dan Dia (Alloh) menyukai kebaikan/keindahan). Bahkan tokoh ulama' ahli sufi, Imam Ghozali yang terkenal lewat karyanya, Ihyaulumuddin, pernah berujar bahwa berlagu/menyanyi - tentang ketuhanan - dengan penuh penghayatan akan lebih mendekatkan kepada Tuhan itu sendiri, ketimbang mangaji yang tidak dimengerti maknanya apalagi tidak teratur bacaannya.
Bahkan ada sebuah analisa ('tuduhan') yang sangat tajam dan sangat cukup menohok orang per-orang yang menyepelekan seni. Kata Imam Ghozali bahwa orang yang tidak mengenal seni itu bagaikan binatang. Hatinya keras, jiwanya kaku. Sulit bergaul dengan orang. Egonya besar. Tidak sanggup bekerja secara team work. Maunya menang sendiri dan tidak bisa menerima masukan/usulan dari orang lain.
Hanya saja banyak orang yang menyalahkan hikmah seni itu sendiri. Mereka 'memperkosa' seni demi hawa nafsunya. Akhirnyapun tidak segan-segan para pembenci seni itu mengkambinghitamkan seni. Maka idealnya seni itu memang harus dilapisi dengan iman dan taqwa. Bukankah tabiat Umar Bin Khothob yang terkenal bringas bin sangar itu menjadi luluh hatinya, tatkala mendengar adiknya, Fatimah yang sedang men'deres' Alqur'an ?. Lantas pemuda yang sangat benci Islam dan bahkan berencana akan membunuh kanjeng nabi itu sadar dan menyatakan diri masuk Islam. Kemudian dalam perjalanan sepak-terjangnya malah bertekad mengamankan kanjeng nabi khususnya dan membela Islam umumnya.
Di segmen lain, suatu ketika Rosululloh menggendong istrinya, Aisyah gara-gara Aisyah tidak kelihatan (terhalang penonton laian) yang sedang menyaksikan pertunjukan musik (rebana, waktu itu). Ini pertanda bahwa Rosul merestui adanya seni yang memang betul-betul untuk kemaslahatan ummat. Perkembangan berikutnya muncul tulisan khot wahyu alqur'an pada dedaunan, kulit pohon, kulit binatang dll, yang digarap oleh Zaid Bin Tsabit, yang kemudian kesohor sebagai sekretaris Nabi. Hingga saat ini yang dapat kita sakasikan, ber munculanlah hiasan-hiasan dinding, kalender, sajadah, garis tepi alqur'an, qubah masjid dsb, yang kita sebut karya seni kaligrafi.
Sementara di bidang tarik suara/olah vocal, tersedia MTQ (Musabaqoh Tilawatil Qur'an) sebagai hal yang bersumber dari aktifitas mengaji, adzan dan atau bernyanyi sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Daus AS, yang konon memiliki kemampuan bertarik suara yang merdu.
Maka tidak berlebianlah manakala Norman Kamaru menyalurkan bakat seninya, sebagai selingan ketika ia dan sekawan koleganya lelah / penat usai melaksanakan tugas beratnya. Dengan demikian jika Norman sudah bertekad mengabdi dan berdedikasi pada tugas di satuannya, tidak boleh kemaruk (berlebihan) menyanyi, sehingga jam dinasnya terbengkalai (*)
Sebuah Catatan Kecil Budaya Bangsa
Oleh : Ahmad Fanani Mosah
Penulis Adalah Pemerhati Seni, Guru SMP Negeri 3 Babat, Hp: 0857 309 248 76