Kepada petugas, Pepi mengaku ingin meledakan bom itu beberapa hari setelah ditanam. "Pengakuan dia cukup besar. Karena niatnya untuk menghancurkan jembatan. Pengakuan dia, bom aktif. Tapi kenyataannya kan tidak meledak. Oleh karena itu, kami ingin tahu, apakah bahan peledak ini tidatk meledak karena tidak bekerja atau bagaimana. Tapi yang jelas, niat kami ingin melihat barang bukti bahan peledak yang katanya pernah diletakkan di bawah flyover itu. Bom ditanam," papar Boy.
Meski bukti bahwa paket bom itu ditujukan ke Presiden, tapi dimungkinkan Pepi dan 19 tersangka lain yang telah ditangkap kepolisian ini mempunyai rencana pengeboman ke sejumlah pejabat. "Belum terungkap (disiapkan 40 bom untuk pejabat). Mungkin direncanakan, iya. Tapi, kan belum ada bukti," tandasnya.
Tol Jagorawi Telah Aman Dilalui Masyarakat
Mabes Polri mengakui bahwa Densus Antiteror 88 Polri dan tim Jihandak Polri membawa tersangka utama bom buku dan upaya peledakan gereja Katredal Serpong ke lokasi penyimpanan bom di jembatan layang tol Cawang, Jakarta Timur, Selasa (26/4/2011) petang.
Sebab, saat diperiksa, Pepi mengaku menyimpan bom di lokasi itu. "Jadi, yang dibawa ke sana saudara Pepi," kata Kabag Penum Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar.
Karenanya, petugas berusaha menyisir lokasi yang disebutkan Pepi sebagai tempat menyimpan bom tersebut.
Sebelumnya diberitakan, penyisiran polisi di seputar pintu keluar Kodam tol Jagorawi tak menemukan bom. Sekitar pukul 18.00 WIB, polisi melenggang pergi tanpa membawa benda yang mencurigakan.
Babinsa 1, kelurahan Cililitan, Peltu Muhamad Safrudin, kepada wartawan di lokasi penyisiran polisi menyebut, terowongan di seputar pintu keluar Kodam tol Jagorawi telah aman dilalui masyarakat.
"Sekarang dapat dikatakan trowongan tersebut aman untuk dilalui masyarakat," ujar Peltu Muhamad Safrudin. (tribunnews)