"Empat kandidat terkuat berasal dari partai nasionalis," kata peneliti Lingkaran Survei Indonesia, Adjie Alfaraby, saat pemaparan hasil survei di kantornya, Rawamangun, Ahad, 17 Maret 2013. Kandidat keempat adalah Ketua Umum Partai Hanura Wiranto.
Lingkaran menyatakan, survei dilakukan pada 1-8 Maret 2013 dengan metode multistage random sampling. Total responden sebanyak 1.200 orang dengan tingkat kesalahan sebesar 2,9 persen. Adjie mengklaim survei ini dilakukan dengan dana sendiri. Survei ini dilengkapi dengan riset kualitatif, yakni diskusi kelompok terfokus dan analisis media.
Adjie menyatakan, tingginya popularitas Aburizal karena tidak ada nama Jusuf Kalla dalam daftar pertanyaan. Dia mengakui, jika Jusuf Kalla disandingkan dengan Aburizal, suara Aburizal Bakrie akan menurun drastis.
Menurut dia, daftar kandidat calon presiden sengaja diambil dari pejabat struktural partai, seperti ketua umum dan ketua dewan pembina. Namun LSI justru memasukkan nama Ani Yudhoyono sebagai salah satu nama yang disurvei. Padahal saat ini Ani Yudhoyono tidak memegang jabatan apa pun dalam Partai Demokrat.
Dalam hasil survei Lingkaran, Megawati menempati posisi teratas dengan angka 20,7 persen diikuti oleh Aburizal, Prabowo, dan Wiranto, dengan angka masing-masing 20,3 persen, 19,2 persen, dan 8,2 persen. Adapun Ketua Umum PAN Hatta Rajasa memperoleh suara sebesar 6,4 persen.
Berikut elektabilitas masing-masing kandidat, berdasarkan survei LSI, jika Pilpres digelar hari ini:
1. Megawati Soekarnoputri: 20,7 persen
2. Aburizal Bakrie: 20,3 persen
3. Prabowo Subianto: 19,2 persen
4. Wiranto: 8,2 persen
5. Hatta Rajasa: 6,4 persen
6. Ani Yudhoyono: 2,4 persen
7. Surya Paloh: 2,1 persen
8. Suryadharma Ali: 1,9 persen
9. Muhaimin Iskandar: 1,6 persen
10. Anis Matta: 1,1 persen
Belum memutuskan: 16,1 persen
Alasan Jokowi Disurvei Bukan sebagai Capres
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjadi kandidat terkuat dalam bursa calon wakil presiden hasil jajak pendapat Lingkaran Survei Indonesia. Tingkat keterpilihan Jokowi sebagai calon wakil presiden mengungguli kandidat lain, seperti Jusuf Kalla, Hatta Rajasa, dan Mahfud Md. Hanya, Lingkaran Survei Indonesia tak menempatkan Jokowi sebagai kandidat calon presiden dalam jajak pendapat itu.
Peneliti Lingkaran, Adjie Alfaraby, beralasan, Jokowi tidak menjadi kandidat capres berdasarkan pengalaman dua kali pemilu. Calon presiden berasal dari petinggi partai. Sedangkan, kata Adjie, "Jokowi hanya anggota biasa di PDI Perjuangan."
Dia menyatakan, dari berbagai pernyataan di media, belum ada tokoh PDI Perjuangan yang merestui Jokowi menjadi kandidat calon presiden. Menurut Adjie, petinggi PDI Perjuangan justru meminta Jokowi berfokus menangani persoalan Jakarta.
Adjie menerangkan, kemungkinan besar PDI Perjuangan masih tetap mengusung Ketua Umum Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden. "Kecuali PDI Perjuangan melakukan mekanisme lain seperti konvensi," kata dia.
Dalam survei pada 1-8 Maret 2013, tingkat elektabilitas Jokowi sebagai calon wakil presiden mencapai 35,2 persen. Lingkaran melakukan survei pada 1-8 Maret 2013 dengan metode multistage random sampling.
Total responden sebanyak 1.200 orang dengan tingkat kesalahan sebesar 2,9 persen. Adjie mengklaim survei ini dilakukan dengan dana sendiri. Survei dilengkapi riset kualitatif, yakni diskusi kelompok terfokus dan analisis media.
Selain Jokowi, ada sejumlah nama yang dipasang sebagai kandidat calon wakil presiden, yaitu Jusuf Kalla, Hatta Rajasa, dan Mahfud Md. Ketiganya hanya memperoleh suara masing-masing sebesar 21,2 persen, 17,1 persen, dan 15,1 persen. (tempo)