Perlu diketahui, ada dua pemakaman di Gunung Jati, yakni pemakaman Gunung Sembung yang diperuntukkan bagi masyarakat biasa. Gunung Sembung berada di sisi kanan jika ditempuh dari kota Cirebon. Diperkirakan, pemakaman Gunung Sembung berjarak sekitar tujuh kilometer dari pusat kota.
Sementara pemakaman lainnya adalah pemakaman Gunung Jati, yang satu komplek dengan pemakaman Sunan Gunung Jati. Menurut Arimbi, mereka yang dimakamkan di sini adalah keturunan keraton seperti mereka yang bergelar pangeran, raja, ratu dan elang.
"Kalau ibu Sri Mulat bisa dimakamkan di situ karena dia bergelar Ratu. Tapi tidak anaknya, MS," imbuh Arimbi yang juga adik Sultan Kanoman ke-12 Pangeran Raja Emirudin.
Sementara itu Pangeran Patih Pangeran Raja Moch Qodiran menyampaikan kepastian Syarif bisa dimakamkan di Gunung Jati tetap harus dipertimbangkan dulu dengan Pangeran Raja Emirudin.
"Saya wakil dari Sultan, kami akan melakukan pertimbangan untuk masalah pemakaman," ujarnya.
"Kalau masalah perilaku Syarif, dari Kesultanan Kanoman tidak ikut campur. Jadi permasalahan ini bukan karena perilakunya tadi jabatan ningrat. Kami akan musyawarah lebih dulu. Karena bisa disebut dia ini sebagai pengkhianatan," imbuh Qodiran. Sebelumnya, muncul informasi pemakaman Syarif di Gunung Jati.
Ini Klarifikasi Keraton Kanoman Soal Silsilah Muchamad Syarif
Disebut-sebut memiliki garis keturunan ningrat Keraton Kanoman, aksi Muchamad Syarif dalam peledakan bom bunuh diri mengundang reaksi keluarga besar Keraton Kanoman. Mereka memang mengakui Syarif memiliki darah keturunan lewat ibunya, Ratu Sri Mulat.
"Bahwasannya setelah melakukan pendataan ulang dari garis silsilah keluarga Keraton Kanoman, kalau yang disebut MS adalah betul anak Sri Mulat," ujar juru bicara Keraton Kanoman Raja Ratu Arimbi Nuritna kepada wartawan di rumahnya, Senin (18/4/2011).
Arimbi mengakui, memang Ratu Sri Mulat adalah anggota Keraton Kanoman. Ia mendaftarkan diri sebagai anggota keluarga keraton pada 2007. Namun, Sri Mulat adalah keturunan Keraton Kanoman yang bisa dikatakan hanya sebagai ranting, jauh dari pohon besar keluarga keraton.
"Memang keraton adalah lembaga keraton dan banyak sekali yang tersebar dengan jumlah ribuan. Dengan MS, menurut data kami, dia tidak terdaftar dalam KK, meskipun beliau putra dari Ibu sri Mulat karena memang tidak mendaftarkan diri secara tertulis," terangnya.
Kepala Bagian Penerangan Umum Kombes Boy Rafli Amar memastikan, Syarif terbukti pelaku peledakan bom bunuh diri. Ia tewas karena bom yang dibawanya.
Sebanyak 30 orang jatuh luka dari berat, ringan dan sedang. Salah satu korban adalah Kapolresta AKBP Herukoco. Dari tubuhnya, ditemukan tak kurang 50 serpihan bom. (tribunnews)