"Saya juga bingung, mereka sepertinya gak mau tahu dengan pembajakan ini. Mereka menyerahkan semuanya ke perusahaan," ungkap Yunita di kediaman saudaranya, Jl Letjend Suprapto Kelurahan Burengan Kecamatan Kota Kota Kediri, Senin (11/4/2011).
Sikap acuh tak acuh juga ditunjukkan keluarga Sugianto saat wartawan mencoba mengorek informasi mengenai pembajakan yang sudah berlangsung selama 27 hari tersebut. Seorang anggota keluarga Sugianto bahkan dengan ketus mengusir kedatangan wartawan, dengan mengatakan tak ada berita yang bisa didapatkan darinya.
"Gak ada berita di sini," teriak seorang wanita anggota keluarga Sugianto sambil membanting pintu, saat mengetahui yang bertamu ke rumahnya adalah wartawan.
Sementara informasi dari sejumlah tetangga Sugianto membenarkan jika yang bersangkutan adalah awak kapal, yang sering berlayar dalam rentang waktu lama. Sayang, tak satupun dari tetangga yang berani menceritakan mengenai sikap acuh tak cuh keluarga Sugianto.
"Yang saya tahu kerja di kapal, tapi kapal apa saya gak tahu," ujar salah seorang tetangga Sugianto yang menolak namanya ditulis dalam berita.
Seperti diinformasikan sebelumnya, Kapal Sinar Kudus dibajak oleh perompak Somalia di perairan Laut Arab, saat melakukan perjalanan dari Pomalaa, Sulawesi Selatan menuju ke Rotterdam, Belanda, tangga 16 Maret 2011 lalu.
Kapal yang diawaki oleh 30 ABK, 20 diantaranya Warga Negara Indonesia (WNI) tersebut bermuatan biji nikel dan seharusnya sudah sampai 34 hari setelah keberangkatan.
Dari nilai tebusan awal yang diminta sebesar US$ 2,5 juta, para perompak terus meningkatkannya hingga US$ 9 juta atau setara dengan Rp 77 miliar, dengan alasan proses negosiasi yang berjalan alot.
Akibat dari poembajakan yang tak kunjung dibebaskan tersebut, 20 ABK menderita sejumlah panyakit. 14 Diantaranya bahkan terserang diare dan seorang ABK dikabarkan dalam kondisi kritis. (fat/fat) (detikSurabaya)