Kongres itu sebelumnya membahas empat agenda yakni penyatuan liga, revisi statuta PSSI, pengembalian empat anggota Eksekutif Komite, dan penyelenggaran kongres sesuai dengan KLB Solo 2011. Empat agenda itu sesuai dengan MoU antara PSSI dan KPSI.
Untuk masalah unifikasi liga, kongres memutuskan pada musim depan hanya ada satu kompetisi di kasta tertinggi yang akan diikuti 22 tim. Namun, pada musim ini, ISL dan IPL akan tetap berjalan dengan sistem promosi dan degradasinya masing-masing.
Adapun, 22 klub yang akan berpartisipasi musim depan terdiri dari 18 klub ISL dan empat klub IPL. Khusus untuk IPL hanya akan diambil empat klub teratas, kecuali klub-klub yang terlibat dualisme. Bila ada klub dualisme menempati posisi empat besar, akan diambil peringkat di bawahnya.
"Nanti, dalam dua tahun ke depan, 22 klub ini akan berkurang menjadi 18 klub. Caranya dengan sistem degradasi dan promosi. Jadi, musim 2014, empat klub akan turun dan dua klub naik divisi, begitu juga dengan musim 2015. Sehingga pada 2016 akan menjadi 18 klub," jelas CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono.
Terkait pembahasan statuta, peserta kongres memutuskan untuk merevisi sejumlah pasal. Misalnya, pada pasal 35 Bab V tentang Komite Eksekutif PSSI. Kongres memutuskan menambah jumlah anggota Exco dari 11 menjadi 15 dengan rincian satu ketua umum, dua wakil ketua umum, dan 12 anggota.
Begitu pun dengan pasal 31 Bab IV tentang organisasi PSSI. Jika sebelumnya pelaksanaan KLB dapat diminta secara tertulis dengan 2/3 suara anggota, untuk saat ini setidaknya mendapatkan 50 persen plus satu suara dari anggota-anggota PSSI.
Kongres juga menetapkan sejumlah keputusan untuk mengubah susunan kepengurusan, di antaranya menghukum enam anggota Exco, yakni Bob Hippy, Farid Rahmad, Sihar Sitorus, Tuty Dau, Mawardi Nurdin, dan Widodo Santoso karena melakukan walk out saat kongres berlangsung. Nasib mereka akan ditentukan di kongres biasa PSSI.
Selain itu, peserta kongres sepakat menetapkan La Nyalla Mattalitti sebagai wakil ketua umum PSSI, menggantikan Farid Rahmad yang diskors. Sementara, Zulfadhli, Djamal Azis, Hardi Hasan dan La Siya Resmilah diangkat untuk melengkapi 15 anggota Exco yang telah dibentuk.
Mengenai pengembalian empat anggota Exco ke PSSI yakni, La Nyalla, Erwin D. Budiawan, Roberto Rouw dan Tony Apriliani, juga secara resmi telah dilakukan. Dengan demikian, otomatis Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) dibubarkan.
KPSI Resmi Dibubarkan
Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) resmi dibubarkan setelah kongres luar biasa (KLB) PSSI berakhir. Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, mengatakan, keputusan pembubaran organisasi tersebut diambil sesuai agenda yang diamanatkan FIFA.
"Dokumen pembubaran sudah ditandatangani Djohar Arifin selaku Ketua Umum PSSI, Hadiyandra selaku Sekjen, La Nyalla Mattaliti, dan Hinca Panjaitan," ujar Roy saat jumpa pers di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (17/3/2013).
Dalam kongres tersebut, dibahas empat agenda yakni penyatuan liga, pembahasan draft statuta PSSI, pengembalian empat anggota Exco, dan penyelenggaran kongres sesuai dengan KLB Solo 2011.
Empat agenda itu sesuai dengan MoU antara PSSI dan KPSI. Roy mengatakan, pelaksanaan keempat agenda itu telah berjalan baik. Politisi Partai Demokrat itu pun menilai, Indonesia akan terlepas sanksi FIFA karena kongres itu dijalankan sesuai dengan agenda yang diinstruksikan.
"Pemerintah mengikuti terus agenda kongres dan kita tidak melakukan perubahan ataupun penambahan. Memang baru-baru ini ada agenda tambahan. Tapi itu dilakukan setelah kongres dan saya kira itu hal yang wajar," kata Menpora.
"FIFA Takkan Jatuhkan Sanksi"
FIFA takkan menjatuhkan sanksi kepada Indonesia karena Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI telah menjalankan empat agenda dengan lancar. Hal tersebut disampaikan Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Rita Subowo, seusai digelarnya KLB PSSI di Hotel Borobudur, Minggu (17/3/2013).
"Kami mengucap syukur karena kongres ini dapat berjalan dengan lancar. Tidak ada agenda lain kecuali empat agenda yang memang dibicarakan berjalan sesuai dengan MoU. Berdasarkan itulah, rombongan FIFA yang hadir merasa senang. Mereka menyatakan tidak ada kemungkinan disanksi," tegas Rita. (kompas)