Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya Jl. Ahmad Yani D-6 Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543 E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya Jl. Ahmad Yani D-6 Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543 E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Denpasar - Pemerintah Bali melalui Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali menerjunkan 71 orang ahli organisma pengganggu tanaman untuk menyelidiki wabah ulat bulu yang saat ini sudah menyebar di beberapa kabupaten di Bali.
"Puluhan ahli tersebut saat ini sudah turun ke lapangan sejak dua hari lalu. Tugas mereka adalah mengamati dan meneliti tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan ulat bulu di Bali," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali I Made Putra Suryawan saat ditemui di ruang Wisma Sabha Utama Denpasar, Senin, 11/4/2011.
11 April 2011
Di Buleleng, Ulat Malah Lahap Benalu
Wabah ulat bulu di Bali (Bobby Andalan Bali)
Hasil penelitian tersebut akan dikirim ke laboratorium Universitas Udayana Denpasar untuk mengetahui spesies dan cara penyebaran serta perkembangbiakannya.
Menurut Suryawan, keberadaan puluhan ahli dan pengamat tersebut sangat menentukan untuk mengetahui jenis ulat serta merekomendasikan bagaimana cara penanganan yang tepat. Tugas para ahli itu menjadi penting karena secara kasat mata bentuk ulat bulu di Bali sedikit berbeda dengan yang ada di Jawa Timur.
"Ulat bulu tersebut bentuknya sedikit berbeda walau sama-sama berbulu. Perbedaan ini akan tampak ketika ulat tersebut sudah menjadi kupu-kupu," ujarnya.
Perbedaan tersebut juga akan tampak pada kegemaran ulat dalam melahap tumbuhan atau tanaman. "Bahkan, yang di Kabupaten Buleleng, ulat bulu malah melahap benalu yang tumbuh di pohon mangga, sedangkan mangganya sendiri tidak dimakan," kata Suryawan.
Selain mengirim puluhan tenaga ahli, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan juga memberikan 10 alat penyemprot ke masing-masing kabupaten dan kota di Bali. Selain dipakai untuk membasmi hama pengganggu tamanan, alat itu juga bisa dipakai untuk membasmi ulat bulu yang mulai mewabah saat ini. Pemprov Bali juga memberikan jenis obat-obatan dan pestisida lainnya untuk membasmi ulat bulu.
Suryawan menuturkan untuk sementara penanganannya masih dilakukan dengan pembakaran, penyemprotan, serta penyuntikan pohon dengan obat. Penyuntikan dilakukan agar daun yang dimakan ulat bulu menjadi beracun untuk membasmi ulat bulu saat memakannya.
Dia mengatakan kemungkinan besar ulat bulu di Bali ditularkan atau mewabah melalui lampu kendaraan dari Jawa, karena sudah dalam bentuk kupu-kupu.
Selain itu, diduga karena cuaca yang ekstrim yang mengganggu habitat ulat bulu atau pun kupu-kupu sehingga mereka migrasi ke Bali. "Atau, bisa saja terjadi gangguan habitat ular bulu tersebut. Sebab, selama ini belum ada fakta wabah ulat bulu secara eksplosif di Bali," ujarnya. (VIVAnews)