Sementara ABC News menuturkan laporan Pusat Peringatan Tsunami Pacific, ada dua wilayah terdampak tsunami, yaitu Iquique dan Pisagua. Namun gelombang tersebut tidak lebih dari dua meter. Belum diketahui kerusakan yang ditimbulkan. Kendati demikian, warga masih tetap diminta mengungsi dan tidak diperbolehkan mendekati pantai.
Peringatan tsunami dikeluarkan untuk enam negara, yaitu pantai Peru, Ekuador, Kolombia, Panama, Kosta Rika dan Nikaragua.
“Gempa sebesar ini berpotensi memicu tsunami merusak yang menyerang garis pantai di dekat pusat gempa dalam hitungan menit dan wilayah yang lebih jauh dalam hitungan jam," ujar pernyataan Pusat Peringatan Tsunami Pasifik.
Sedikit kerusakan akibat gempa terjadi di jalan antara kota Iquique dan Alto Auspicio. Perintah evakuasi dikeluarkan untuk kota Arica, Iquique dan Antofagasta. Kota-kota tersebut terletak di pesisir, warga diminta mencari tempat tinggi hingga situasi aman.
Walikota Arica, Salvador Urrutia, mengatakan beberapa warga mengalami luka ringan, namun belum dilaporkan adanya korban tewas. Beberapa rumah juga rusak, sementara bangunan-bangunan modern dan gedung-gedung telah dirancang tahan gempa.
Paska gempa, listrik di kota itu mati dan tidak ada layanan telepon seluler. Kendati warga dicekam ketakutan, namun mereka masih tetap tenang.
Chile memang negara langganan gempa. Para 16 Maret lalu, gempa 6,7 skala richter juga mengguncang negara itu. Lebih dari 100.000 orang diungsikan dari wilayah yang rendah.
Tahun 2010, gempa 8,8 skala richter memicu tsunami yang menewaskan 500 orang dan merusak 220.000 rumah di Chile bagian tengah. Kerusakan terbesar terjadi di pelabuhan, bantaran sungai dan penginapan tepi pantai.
Namun gempa terbesar negara itu tercatat pada 1960, 9,5 skala richter, menewaskan lebih dari 5.000 orang.
Tidak Ada WNI Jadi Korban Gempa Chile
Pejabat Konsuler di KBRI Santiago, Chile, Heru Purwanto menuturkan tidak ada satu pun WNI yang jadi korban gempa 8,2 SR pada Selasa malam, 1 April 2014. Heru menyebut, total terdapat 23 WNI yang tinggal dan bekerja di Chile.
Menurut Heru, sebagian besar WNI tinggal dan bekerja di Zona Franca yakni daerah bebas perdagangan di Iquique. Daerah itu, ujar Heru, justru dekat dengan lokasi titik gempa yang berada di utara Chile.
"Zona franca itu berada di dekat pantai. Tapi mereka semua dalam keadaan aman, karena telah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi," kata Heru pada Rabu, 2 April 2014.
Heru menambahkan, karena Chile merupakan daerah langganan gempa, peringatan bencana itu sudah diinformasikan jauh-jauh hari oleh pemerintah. Sejak satu pekan sebelum terjadi gempa, penduduk sudah mengungsi ke zona aman.
"Mereka sudah diinformasikan sebelumnya oleh pemerintah daerah bahwa akan terjadi gempa sejak satu minggu lalu. Karena beberapa pekan sebelumnya kan Chile juga dilanda gempa berkekuatan 7,0 SR," imbuh Heru.
Menyadari hal tersebut, pihak KBRI, kata Heru, meminta agar semua WNI berhati-hati. Sementara situasi berbeda dirasakan di ibukota Santiago tempat gedung KBRI berada. Heru menuturkan getaran gempa tidak dirasakan di kota Santiago.
"Sejauh ini tidak ada gedung yang runtuh. Sebagian hanya terlihat retak," ujar dia.
Namun, dia membenarkan aliran listrik masih terputus dan beberapa operator telepon seluler mati. Lima orang dilaporkan tewas akibat tertimpa reruntuhan. Beberapa warga lainnya luka serius.
Sebanyak 10 ribu warga telah dievakuasi dari lokasi yang paling parah terkena dampak gempa. Stasiun televisi setempat menyiarkan gambar kemacetan parah di jalan-jalan, karena warga mencoba lari ke tempat yang lebih tinggi.
Getaran gempa ini ikut terasa hingga ke Peru dan Bolivia. Sementara peringatan tsunami diberikan selain kepada Chile, juga ke Peru, Ekuador, Columbia dan Panama. Peringatan tsunami dicabut di beberapa negara, kecuali Peru dan Chile. (viva)