Martin tegaskan, pertemuan SBY dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra sama sekali tidak berbicara mengenai adanya kontrak politik koalisi antara Gerindra dan Partai Demokrat.
"Soal koalisi antara kedua partai tidak menjadi fokus pembicaraan mereka," tegas Martin yang juga anggota Komisi III DPR, Jakarta, Selasa (12/3/2013).
Menurut Martin apa yang dibicarakan kedua tokoh ini banyak mengenai strategi kepentingan bangsa kedepan, terutama dalam menghadapi era globalisasi dimana pada tahun depan Indonesia akan mengalami proses peralihan kepemimpinan nasional.
Lebih lanjut kata Martin strategi politik lain pun di antara dua partai politik ini pun jauh dari pemikiran dan bahasan kedua tokoh.
Tapi, imbuhnya, baik SBY dan Prabowo lebih memikirkan dan membahas bagaimana membuat suasana politik aman dan tenteram di tanah air ini. Terutama pada saat pemilu legislatif dan pilpres mendatang.
"Itulah yang menjadi komitmen mereka berdua," tegas Martin.
Sebelumnya, bertempat di Kantor Presiden, Senin (11/3/2013), SBY dan Prabowo bertemu hampir dua jam. Banyak persoalan nasional, ekonomi yang dibahas kedua tokoh politik bangsa ini.
Ruhut: Pertemuan SBY-Prabowo Jajaki Koalisi
Politisi vokal Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengungkap, berbagai pihak banyak yang menduga apa sebenarnya isi dari pertemuan antara Presiden SBY dengan Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto di Istana Negara, Senin (11/3/2013).
Ruhut mengaku, secara pasti tak mengetahui apa isi pertemuan sebenarnya. Meski begitu, katanya lagi, salah satu yang kemungkinan dibicarakan adalah mengenai menjajaki rencana koalisi antara Demokrat dan Partai Gerindra.
"Pak SBY itu sangat menghormati semua, termasuk yang menjadi oposisi pemerintah. Dengan Pak Prabowo, Pak Wiranto, termasuk dengan Pak Taufiq Kiemas. Kalau ada pertemuan yang dilakukan, sudah pasti ada komunikasi politik yang terjadi, " kata Ruhut, Selasa (12/3/2013).
Ruhut juga memastikan, yang paling mungkin pembicaraaan keduanya (SBY dan Prabowo red) adalah kemungkinan penjajakan koalisi antara Demokrat dengan Gerindra pasca Pemilu 2014.
Ruhut memberikan argumentasi, pemilu mendatang, tak ada satupun partai politik yang mampu mendapat 50 persen suara.
"Tapi, apa persisnya pertemuan itu, aku belum tahu karena belum menelfon Pak SBY. Kalau kemungkinan koalisi, biasa saja terjadi. Namanya dalam politik segala sesuatnya sangat mungkin," pungkas Ruhut Sitompul. (tribunnews)