"Anggaran gedung DPR menurut Sumirat itu sudah terendah. Dan kata Sumirat, itu sama dengan bangunan empat lantai di tingkat kecamatan," kata Marzuki Alie di gedung DPR, Jakarta, Senin 28 Maret 2011.
Sumirat yang disebut Marzuki merupakan Kepala Biro Pemeliharaan Bangunan dan Instalasi di Sekretariat Jenderal DPR. Sumirat merupakan pejabat dari Kementerian Pekerjaan Umum yang diperbantukan di DPR.
Marzuki membantah bahwa harga pembangunan satu ruang kerja anggota DPR yang mencapai Rp7,2 juta permeter persegi itu kemahalan. Menurut Marzuki, harga konstruksi bangunan ini sudah paling murah.
"Harga Rp4,5 juta permeter persegi untuk konstruksinya saja. Sedangkan Rp7 juta lebih itu sudah lengkap dengan electrical, mechanical, dan semuanya termasuk lift," kata Wakil Ketua Dewan Pembinan Partai Demokrat ini.
Pekan lalu, Sumirat menjelaskan bahwa biaya pembangunan gedung baru sekitar Rp1,138 triliun. Gedung 36 lantai akan didirikan di atas areal seluas 157 ribu meter persegi, di belakang Gedung Nusantara I DPR. Harganya kira-kira Rp7,2 juta per meter persegi.
Untuk ruang kerja 560 anggota dewan itu, masing-masing dijatah 111,1 meter persegi. Artinya, harga ruang kerja tiap anggota dewan sekitar Rp800 juta. Itu hanya bangunan fisiknya saja, belum termasuk interior dan fasilitas pendukung.
Maka itu, menurut Marzuki, bila harga Rp800 juta itu dinilai mahal, dia menolak menanggapi lagi. "Ya saya no comment. Karena itu tergantung luas dan jumlah penghuninya," tambah Marzuki. Rencananya, dalam satu ruang itu akan dihuni 7 sampai 8 orang. Jumlah itu terdiri dari, satu anggota Dewan, lima tenaga ahli, dan satu staf ahli. (VIVAnews)