Menurut Koordinator aksi, Agus MS, aksi keduanya ini juga untuk mengkritisi pernyataan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang meminta Pemkab Magelang menjadi fasilitator antara masyarakat dengan penambang.
"Pernyataan gubernur itu, kami tolak keras. Persoalan yang ada sekarang ini adalah ketidakmampuan Pemkab Magelang membuat aturan dan regulasi yang tegas soal penambangan. Pernyataan gubernur kemarin itu, seolah-olah pemerintah ingin cuci tangan. Sekali lagi, persoalan ini bukan persoalan masyarakat versus penambang," ungkapnya dengan nada tingi.
Meski demikian, warga mengapresiasi sikap Gubernur Jateng yang sangat responsive terhadap kerusakan jalan tersebut. Bahkan saat mengadakan kunjungan ke Magelang pada Kamis (6/3) kemarin, pihaknya minta Pemkab Magelang untuk segera memperbaiki jalan tersebut.
"Prinsipnya, kami berharap pemkab Magelang melaksanakan intruksi lisan dari gubernur itu. Jangan hanya membuat retorika soal pengawasan tonase saja. Kami butuh aksi nyata. Akar permasalahan ini bukan soal tonase, namun beralihnya fungsi jalan dari jalan evakuasi menjadi jalan penambangan," paparnya.
Sebelumnya usai didemo pada Kamis (27/2) lalu, Pemkab Magelang telah menanggapi tuntutan para pendemo tersebut. Yakni akan memperbaiki jalan Talun-Muntilan yang rusak itu pada tahun ini. Anggaran yang disediakan melalui APBD itu, sekitar Rp 4,7 miliar.
"Sudah kita anggarkan melalui APBD tahun 2014 ini sekitar Rp 2,5 miliar. Kemudian ada tambahan dari DAK (Dana Alokasi Khusus) sebesar Rp 2,2 miliar," kata Sektretaris Dinas Pekerjaan Umum Energi dan Sumberdaya Mineral (DPU ESDM) Heriyanto.
Sedang untuk proses pengerjaannya, akan segera dilakukan setelah penetapan APBD bulan ini. Untuk mempercepat proses pembangunan, DPU dan ESDM akan melakukan kajian. Apakah nanti akan dibeton semua, atau hanya beberapa titik saja yang parah, mengingat mahalnya biaya untuk betonisasi. (hm/herlit)