DENPASAR - Rumah Pemimpin Umum harian Bali Tribun Hendrawan di Jalan Yehgangga Nomor 10, Renon, Denpasar, Bali, dilempari dengan bom Molotov pada Selasa (15/2/2011) dini hari.

Berdasarkan informasi, dua bom dilempar ke pintu pagar rumah Hendrawan sekira pukul 02.00 Wita, namun hanya satu yang meledak.

Akibat ledakan Molotov, pintu pagar Hendrawan rusak. Namun tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.

Tim identifikasi dari Polda Bali pagi tadi sudah melakukan penyelidikan di lokasi. Meski demikian belum diketahui motif pasti penyerangan tersebut.

Namun kuat dugaan, aksi ini dilakukan terkait dengan pemberitaan di Bali Tribun mengenai dugaan perampokan yang dilakukan oknum petugas.

Polisi memintai keterangan saksi dan mengumpulkan barang bukti pelemparan bom molotov ke rumah Pemimpin Umum harian Bali Tribun, Hendrawan (45).

Dari dua bom yang dilempar, satu meledak dan sempat membakar pintu rumah (sebelumnya diberitakan pintu pagar) yang terbuat dari kayu. Sementara satu bom gagal meledak dan ditemukan di pagar rumah.

Satpam rumah, Wayan Endra, menuturkan insiden pelemparan bom terjadi sekira pukul 01.45 Wita. Saat itu seorang pengendara sepeda motor dari arah selatan berhenti persis di depan pintu rumah Hendrawan. Pelaku melakukan aksinya tergolong nekat, selain hanya sendiri, pelaku juga tidak mengenakan penutup muka atau helm dan langsung melempar bom.

Satu bom meledak di pintu rumah sehingga membakar sebagian pintu, meski demikian api tidak sempat menyebar.

“Saya langsung menghampiri suara ledakan. Tapi pelaku sudah kabur,” ujar Wayan, Selasa (15/2/2011).

Karena tidak berhasil mendapat pelaku, Wayan kembali ke rumah untuk memadamkan api. Saat kejadian, Hendrawan dan kelurga berada di rumah, namun mereka tidak mendengar suara ledakan.

Tidak ada kerusakan berarti, dua mobil yang diparkir di garasi juga aman. Hendrawan langsung melaporkan insiden ini ke Polsek Denpasar Selatan. Tak lama, tim identifikasi Polda Bali sampai di lokasi.

Hendrawan sendiri mengaku tidak pernah menerima ancaman apa pun sebelumnya. Namun wartawannya kerap menerima ancaman terkait pemberitaan oknum polisi yang terlibat cek-cok dengan sekuriti tempat hiburan akhir tahun lalu. Meski demikian Hendrawan tidak berani menyimpulkan apakah insiden ini terkait dengan ancaman kepada wartawannya.

“Belum bisa dipastikan, wartawan kami sudah menjunjung kode etik. Jika ada keberatan seharusnya diproses sesuai aturan,” ujarnya seraya menambahkan pihaknya menyerahkan sepenuhnya kasus ini ke polisi.

Sementara itu, Kapolsek Denpasar Selatan AKP Leo Pasaribu mengungkapkan polisi sudah mengamankan bom yang tidak sempat meledak beserta serpihan bom meledak. “Masih dalam penyelidikan belum bisa mengidentifikasi pelaku atau motifnya. Kami masih meminta keterangan Saptam,” ujarnya.(Okezone)

Home

Nasional

Daerah

Sport

LifeStyle

Opini

Advetorial

SuratPembaca

Redaksi