Sumber dari Dinas Pendidikan Kota Kediri menyebutkan, pada tahun 2011 ini Pemkot Kediri menerima dana BOS sebesar Rp 18 milliar. Dana itu sudah ditransfer ke Kas Daerah (Kasda), dan sudah seharusnya disalurkan ke SD dan SMP yang ada di Kota Kediri.
Akibatnya, sejumlah sekolah terpaksa mencari talangan dengan cara berhutang, untuk mencukupi kebutuhan sekolah. Khususnya untuk menggaji Guru Tidak Tetap (GTT)
Kabag Humas Pemkot Kediri Tri Krisminarko mengakui, jika dana BOS belum disalurkan ke sekolah-sekolah. Namun, Tri, membantah jika dikatakan bahwa belum tersalurnya dana BOS itu akibat mutasi pejabat.[nng/ted]
Wawali Kediri Sayangkan Molornya Penyaluran Dana BOS
Kediri - Wakil Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar prihatin atas keterlambatan pencairan dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) tahun 2011 sebesar Rp 18 miliar untuk SD dan SMP. Wawali menilai Dinas Pendidikan (Disdik) lambat mengatasi persoalan tersebut.
"Tentunya menyayangkan kinerja Disdik, kenapa bisa lambat seperti ini. Padahal dana itu sangat penting untuk dunia pendidikan," sungut Abdullah Abu Bakar, Jumat (18/3/2011).
Orang nomor dua di Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri itu melihat, adanya banyak faktor yang menjadi penyebab molornya penyaluran dana BOS. Diantaranya adalah, faktor mutasi pejabat dan keteledoran pejabat yang berwenang.
"Dana itu sudah ada di APBD. Solusinya adalah, harus segera dicairkan. Kalau mencari siapa yang salah, tentunya melalui proses yang panjang. Pusat sendiri menginginkan ketepatan dan profesionalitas mengenai penyaluran dana seperti ini," tandas pria penyuka musik band itu.
Wawali sangat berharap, dana itu segera cair agar Pemkot Kediri tidak dijatuhi sangsi. Pihaknya akan segera meminta pertanggung jawaban dan mendorong Disdik Kota Kediri menyelesaikan masalah itu. [nng/kun] (beritajatim.com)