"Kami tidak akan menoleransi tembakan roket dan kami bersiap untuk memperluas operasi ini dan akan membuat Hamas merugi besar," kata Ya'alon.
Menurut pejabat militer Israel dikutip Fox News, hari ini mereka telah melakukan penyerangan udara ke 100 titik di Gaza. Serangan dilakukan menggunakan jet F-16, helikopter Apache dan pesawat nirawak.
Menurut sumber di Palestina, 16 orang tewas dalam serangan Israel. Termasuk di antara yang tewas adalah Mohammad Sha'aban, pemimpin sayap militan Hamas. Sedikitnya 24 orang terluka, jumlah ini akan terus bertambah jika Israel masih membombardir Gaza. Sumber Palestina mengatakan, serangan Israel juga menyasar kediaman warga sipil.
Menurut militer Israel, Hamas telah menembakkan 300 roket dan mortir ke wilayah mereka. Jangkauan roket Hamas juga kian jauh, masuk hingga ke pusat kota. Melihat intensitas serangan yang meningkat, juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Peter Lerner mengatakan mereka akan memperluas wilayah operasi.
Ada rencana Israel akan merekrut lebih banyak tentara untuk memperkuat posisi mereka di sekeliling Gaza. Bukan tidak mungkin akan segera diturunkan pasukan darat, menggempur Hamas. Kabinet Israel dalam rapat hari ini menyerukan tambahan pasukan cadangan sebanyak 40.000 orang.
Tidak Peduli
Presiden Otoritas Palestina di Tepi Barat, Mahmoud Abbas, menyerukan Israel untuk berhenti. Dia mengatakan, serangan justru akan membuat ketidakstabilan di kawasan. Hal yang sama diserukan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Namun Israel tidak peduli seruan tersebut. Menurut mereka, serangan akan "menciptakan kestabilan bagi warga Israel di wilayah selatan, menghancurkan kemampuan dan infrastruktur Hamas dalam melawan Israel."
Serangan ini dilakukan menyusul tewasnya tiga pemuda Yahudi yang sebelumnya diculik di Hebron. Akibat penculikan ini, ketegangan terjadi. Apalagi tidak lama kemudian, seorang pemuda Arab Palestina diculik dan dibakar hingga tewas.
Hamas mengaku tidak takut akan ancaman Israel. Dalam akun Facebooknya, salah satu pemimpin Hamas Mushir Al-Masri mengatakan bahwa Israel telah kelewat batas akan segera membayarnya. Serangan demi serangan Israel hanya akan menyulut intifada jilid ke-tiga.
"Musuh telah melampau batas dan akan membayar kejahatan yang mereka lakukan. Darah para syuhada kami sangat berharga dan akan jadi bahan bakar perlawanan dan intifada," kata Masri.
Madrasah yang Dibangun Indonesia Kena Roket di Gaza
Gempuran ratusan roket Israel ke Gaza tidak lagi mengincar markas militan Hamas, tapi juga rumah warga sipil. Di antara yang menjadi korban serangan adalah madrasah yang didirikan oleh lembaga bantuan Indonesia di wilayah Jabalia, Gaza Utara.
Madrasah Tahfiz Quran itu didirikan oleh Lembaga Daarul Quran Indonesia khusus untuk belajar menghafal al-Quran dan pelajaran lainnya. Konsultan Program Daarul Quran Sunaryo Adhiatmoko kepada VIVAnews, Rabu 9 Juli 2014, mengatakan bahwa pagar gedung dengan bendera Indonesia itu hancur dihantam roket Israel kemarin malam.
Madrasah itu tempat belajar sekitar 140 orang santri usia 10-15 tahun. Bangunan itu sendiri baru dua bulan lalu selesai dibangun, dan murid-murid baru sehari masuk. "Murid kami Alhamdulillah selamat, sementara bertahan di rumah sambil lihat kondisi," kata Sunaryo.
Dalam catatan Daarul Quran, eskalasi serangan militer Israel kian meningkat, ratusan korban luka-luka dan kurang dari 10 unit rumah warga Gaza rata dengan tanah. Hingga saat ini, tercatat lebih dari 20 orang Gaza tewas, tujuh masjid juga hancur lebur dibom Israel.
Abdillah Onim, WNI Ketua Daarul Quran Gaza dalam pernyataannya mengatakan bahwa kemarin, 8 Juli 2014, Israel telah melontarkan lebih dari 300 roket ke Gaza. Onim sendiri tinggal di Madrasah Daarul Quran yang kena roket dari F-16 Israel pada pukul 4 sore waktu Gaza. Roket seberat 1 ton dan bisa menjangkau 1 km dengan panjang 2 meter itu jatuh 20 meter dari gerbang madrasah.
"Tembok rumah hancur, genteng di bagian atas hancur, kaca-kaca pecah, dan bekas jatuhnya roket menimbulkan bongkahan dengan kedalaman 50 meter. Pada saat jatuhnya roket, saya bersama anak istri sedang berada di dalam rumah, alhamdulillah kami selamat dan tidak terluka sedikitpun, akan tetapi tetangga kami mengalami luka-luka akibat terkena serpihan roket israel yaitu bernama Muhammad Jomah. Alhamdulillah kami berlindung kepada Allah ta'ala maha penolong," kata pria yang akrab dipanggil Onim ini.
Serangan roket Israel makin tidak pandang bulu. Menurut Onim, di wilayah sekitar madrasah itu tidak ada satu pun pejuang Gaza yang melontarkan roket ke Israel. Pada saat yang sama, Israel meroket sebuah mobil di Gaza City, menewaskan tiga orang di dalamnya. Salah satunya adalah ayah dari santri madrasah Daarul Quran.
"Hingga dengan saat ini kondisi Gaza kian mencekam, kian memanas. Mohon doakan anak-anak Gaza," ujar Onim.
Sementara itu pemerintah Israel akan memperluas serangan jika Hamas masih meroket mereka. Hamas sendiri mengaku tidak akan menghentikan perang. Israel mengancam akan menurunkan serangan darat berupa tentara dan tank.(viva)