Dukungan itu disambut sebagian warga Indonesia yang setuju terhadap pendirian kekhilafahan di Irak dan Suriah. Ratusan orang di Solo melakukan baiat mendukung ISIS beberapa waktu lalu. Dukungan serupa juga muncul di kota-kota lain di Indonesia.
Deputi Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Mayor Jenderal Agus Surya Bhakti mengaku sudah mendeteksi masuknya paham ISIS sebelum organisasi tersebut dideklarasikan di Timur Tengah. Agus mengatakan paham tersebut masuk ke Indonesia lebih banyak melalui jaringan Internet. Masyarakat Indonesia, dia melanjutkan, dengan mudah mengakses informasi seperti berita, artikel, hingga video tentang paham ISIS melalui dunia maya. "Bahkan ada yang berkomunikasi dengan anggota ISIS di Timur Tengah," kata Agus.
Bagaimana ISIS Masuk Indonesia?
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menyatakan sejak awal sudah mendeteksi masuknya paham Negara Islam Irak dan Suriah atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) ke Indonesia. Deputi Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayor Jenderal Agus Surya Bhakti mengatakan paham ISIS sudah masuk ke Indonesia sebelum gerakan tersebut dideklarasikan di Timur Tengah. "Kami sudah memantau bagaimana paham itu masuk Indonesia," kata Agus Surya Bhakti saat dihubungi Tempo, Ahad, 3 Agustus 2014.
Menurut Agus, paham tersebut masuk ke Indonesia lebih banyak melalui jaringan Internet. Masyarakat Indonesia, dia melanjutkan, dengan mudah mengakses informasi seperti berita, artikel, hingga video tentang paham ISIS melalui dunia maya. "Bahkan ada yang berkomunikasi dengan anggota ISIS di Timur Tengah," kata Agus.
Pengamat terorisme Al Chaidar menyatakan ada anggota ISIS yang sudah kembali ke Indonesia dan mempengaruhi banyak orang untuk bergabung. Al Chaidar mengaku mengetahui informasi bahwa anggota ISIS telah berhasil membaiat sekitar 2 juta orang di Indonesia. Menurut dia, kabar itu diperolehnya dari bekas anggota ISIS yang pulang ke Tanah Air.
Pada 2013 diduga ada 56 orang Indonesia dari berbagai macam organisasi Islam dan kelompok pedagang berangkat ke Irak untuk bergabung dengan ISIS. Mereka bergabung saat pergi ke Arab Saudi untuk ibadah haji atau umrah. Dari jumlah tersebut, sekitar 16 orang telah kembali ke Tanah Air dan melanjutkan proses perekrutan di daerah masing-masing.
Ba'asyir Baiat Napi di Musala LP Nusakambangan
Direktorat Jenderal Lembaga Pemasyarakatan merampungkan penyelidikan kasus peredaran foto pengikut kelompok ekstrimis Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Irak and Syria-ISIS).
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Jawa Tengah Hermawan Yunianto menjelaskan foto yang tersebar lewat media sosial itu diduga dilakukan oleh petugas lembaga pemasyarakatan. “Ada dugaan keterlibatan petugas,” kata Hermawan, Senin, 4 Agustus 2014.
Dalam penyelidikan yang dilakukan Sabtu lalu, 2 Agustus 2014, terpidana teroris 15 tahun penjara Abu Bakar Ba’asyir dan orang-orang yang terekam dalam foto diinterogasi.
Berdasarkan keterangan mereka diketahui foto itu dibuat tanggal 18 Juli 2014 di dalam musala Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih, Nusa Kambangan, dengan meminta bantuan petugas LP. “Saat dibuat, di kalangan mereka ada kesepakatan untuk tidak diekspos. Tapi tiba-tiba gambarnya muncul,” katanya.
Hermawan mengaku belum mengetahui petugas yang dimaksud. Identitasnya tak diketahui oleh Ba’asyir ataupun orang-orang yang terekam dalam foto. “Itu yang masih kami dalami,” ucapnya.
Keterangan dari mereka juga menjelaskan bendera ISIS yang digunakan saat berpose diperoleh lewat para kolega yang berkunjung beberapa hari sebelumnya. “Mereka jugalah yang memperkenalkan gerakan ISIS kepada narapidana kasus terorisme,” tutur Hermawan.
Foto narapidana kasus terorisme yang menjadi pengikut ISIS beredar lewat media sosial sejak beberapa hari lalu. Ba’asyir dan enam narapidana lain duduk bersila di barisan bawah, sedangkan tujuh orang lainnya berdiri dan menutup wajahnya dengan sorban sambil membentangkan bendera ISIS.
ISIS Hancurkan Makam Nabi Yunus, Ini Alasannya
Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) meledakkan makam Nabi Yunus, di Mosul, Irak, pekan lalu. Makam bersejarah yang menjadi artefak religius itu kini telah hancur berantakan.
Sejumlah pihak mengecam tindakan kelompok ini. Sebagian menganggap tindakan ISIS itu merupakan bukti nyata penyerangan terhadap kelompok Kristen. Sam Hardy, profesor dari Universitas Amerika Roma, kepada Washington Post bahkan menyatakan ISIS berpotensi menghancurkan segala macam peninggalan agama Kristen yang disebutkan dalam Alkitab.
Namun ternyata, penghancuran makam Yunus itu tidak hanya melukai perasaan umat Kristen. Sebab, kisah Nabi Yunus tidak hanya ada di dalam Alkitab. Hardy mengatakan agama lain seperti Yahudi dan Islam juga mengakui Yunus sebagai nabi. Hardy mengungkapkan di dalam Al-Quran terdapat satu surat berjudul Yunus yang didedikasikan bagi sang nabi. Nabi besar Muhammad SAW bahkan pernah bersabda, "Tidak boleh ada orang yang menyebut aku lebih baik dari Yunus."
Pendapat serupa diutarakan Joel S. Baden dan Candida Moss yang merupakan profesor Alkitab dari Yale dan Universitas Notre Dame. Melalui tulisannya di dalam blog CNN, mereka mengatakan pengeboman makam Yunus telah menghilangkan warisan agama Kristen bagi dunia. Rabi Benjamin Blech, seorang profesor dari Universitas Yeshiva, New York, menyebut penghancuran tempat peristirahatan terakhir Yunus menjadi perhatian seluruh umat beragama sedunia. "Ini sebuah pukulan dan kejadian yang sangat tragis. (tempo)