Foto: Jambore Tim Siaga Bencana Daerah (TSBD) di Gedung Teater Kelud, Jum’at (24/11).

Kediri – majalahbuser.com, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri menggelar Jambore Tim Siaga Bencana Daerah (TSBD) di Gedung Teater Kelud, Jum’at (24/11).

Hadir dalam acara tersebut Kepala BPBD Kabupaten Kediri Stefanus Djoko Sukrisno, S.Sos., M.M, kepala BPBD Provinsi Jawa Timur, perwakilan OPD se-Kabupetan Kediri serta 250 peserta yang diwakili 68 desa se-Kabupaten Kediri.

Dalam sambutannya, Djoko menjelaskan tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk merekatkan hubungan antar TSBD yang ada di Kabupaten Kediri agar ketika ada bencana bisa saling membantu satu dengan yang lainnya.

“Tujuan diadakannya kegiatan pelatihan TSBD ini adalah agar para peserta yang hadir saat ini bisa membangun silaturahmi, berkolaborasi antar TSBD sehingga terjalin ikatan emosional sehingga saat terjadi bencana, temen-temen di daerah tertentu bisa membantu satu sama lainnya,” ujarnya.

Acara ini juga bentuk upaya pemerintah Kabupaten Kediri melalui BPBD Kabupaten Kediri untuk mensosialisasikan kepada masyarakat agar tidak panik ketika menghadapi bencana alam. Seperti yang diketahui, di Kabupaten Kediri sendiri di daerah barat sungai seperti di Tarokan sempat mangalami banjir.

Ditambahkan oleh beliau, Kabupaten Kediri sendiri memang rawan bencana banjir dan longsor dikarenakan diapit oleh dua gunung, yaitu Gunung Wilis dan Gunung Kelud makanya harus diperlukan kewaspadaan yang tinggi.

“Memang kalau dilihat-lihat Kabupaten Kediri ini diapit oleh dua gunung, yaitu Gunung Wilis dan Gunung Kelud, makanya perlu adanya kewaspadaan yang tinggi mengingat di bulan ini kita memasuki musim penghujan,” tambahnya.

Maka kita harus memetakan daerah mana saja yang berpotensi besar terjadinya bencana. Seperti dengan diadakannya sosialisasi bagi masyarakat tentang bahaya bencana alam dan juga bisa jadi memberikan pelatihan tentang bagaimana cara menanggulangi bencana tersebut.

Acara ini juga berkolaborasi dengan seniman yang ada di Kabupaten Kediri dengan menampilkan kesenian jemblong dan ketoprak yang isinya adalah edukasi kepada masyarakat tentang cara penanggulangan bencana alam.

Djoko berharap dengan adanya kegiatan seperti ini adalah bagaimana nantinya tidak hanya menangani bencana yang akan datang melainkan juga memikirkan pencegahan-pencegahan melalui berbagai hal, mulai dari sosialisasi, reboisasi hingga giat bersih sampah bersama.

“Saya berpesan agar kita tidak hanya fokus menangani, melainkan juga harus memikirkan pencegahan-pencegahan melalui berbagai hal, mulai dari sosialisasi, reboisasi, giat bersih sampah bersama, karena masyarakat kita minim akan kebersihan,” harapnya.

Kegiatan Jambore Tim Siaga Bencana Daerah ini diselenggarakan selama 2 hari yaitu tanggal 24-25 November 2023 dengan diawali dengan sarasehan dan juga dilanjutkan dengan pagelaran ketoprak dan untuk tanggal 25 November akan diadakan outbond bersama peserta yang hadir. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami | Pedoman Media Ciber | Disclaimer