"Kami menyampaikan duka cita atas tragedi yang mengakibatkan jatuhnya korban. Kami juga mengajak masyarakat agar tidak melakukan ataupun terpengaruh oleh segala bentuk provokasi yang berpotensi memperkeruh suasana," kata Ketum GAMKI, Michael Wattimena, Sabtu (17/10/2015).
Michael yang juga Wakil Ketua Komisi V DPR ini berharap agar masyarakat tetap rukun menjaga toleransi antar umat beragama. "Bentuk kekerasan apapun tidak harus terjadi, karena akan merugikan kita semua, apalagi konflik horizontal," imbuhnya.
Politikus Partai Demokrat ini berharap pemerintah pusat, Aceh, TNI dan Polri memberikan perhatian serius terutama memastikan kepulangan pengungsi secara baik. Pemerintah melalui aparat keamanan juga harus menjamin keamanan dalam rangka pemulihan kehidupan masyarakat di Kecamatan Gunung Meriah dan Aceh Singkil.
"Kita mendorong dan mendukung upaya pemerintah dan aparat keamanan untuk bekerja maksimal dalam menangani korban serta melakukan proses hukum yang adil dan tegas terhadap seluruh pihak yang bersalah yang berakibat pada terjadinya tragedi tersebut," tutur Michael.
Sebagai bentuk kepedulian, GMKI menurut Michael memberikan donasi bagi masyarakat Aceh Singkil Rp 10 juta juga menggelar aksi tanda tangan dan bagi-bagi bunga."Aksi ini adalah dalam rangka untuk membangun keharmonisan di antara sesama," ujarnya.
Pembakaran rumah ibadah disusul bentrokan antar warga yang terjadi pada Selasa (13/10) mengakibatkan, satu orang tewas akibat terkena senapan angin.
Pasca bentrokan, polisi sudah memeriksa 47 orang. Tiga orang sudah ditetapkan sebagai tersangka sementara yang lainnya sudah dipulangkan ke keluarga masing-masing. Selain itu, polisi juga sudah menetapkan 7 orang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Sementara Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan Presiden Joko Widodo berpesan agar permasalahan yang terjadi di Aceh Singkil ditangani dengan serius dan penuh kehati-hatian. Konflik itu dinilai bukan sepenuhnya karena masalah agama.
"Beliau berpesan bahwa memang harus ditangani dengan serius, terfokus, dan penuh kehati-hatian. Karena persoalan Aceh, tentu dalam kaitannya dengan yang dalam beberapa hari kemarin terjadi di Aceh Singkil itu tidak sepenuhnya adalah persoalan agama," ujar Lukman Hakim saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jumat (16/10).
Lukman menduga, ada beberapa kelompok yang berkepentingan atas konflik tersebut. Sehingga pengusutan kasus ini harus dilakukan secara menyeluruh.
"Boleh jadi ada kepentingan-kepentingan lain yang kemudian ikut terlibat sebagai pemicu munculnya kasus di Aceh Singkil itu. Oleh karenanya, harus dilihat secara menyeluruh, secara komprehensif, sehingga kemudian kita bisa tidak hanya mendapatkan potret, tetapi juga memahami sesunggunya apa yang terjadi di sana," terang Lukman. (dtk)