Hal itu terjadi, akibat panelis tidak ada dalam satu forum debat bersama pasangan calon dan moderator. Selain itu, kualitas panelis juga dipertanyakan. Kritikan tersebut menjadi bagian catatan dari Lembaga Pemantau Pemilukada Aliansi Peduli Lingkungan (APel) Kediri.
" Panelis seharus berada di dalam satu forum debat dan memberikan pertanyaan yang menohok, tidak di luar panggung. Sehingga, menyebabkan debat ini tidak ada gregetnya sama sekali. Kemudian panelis, kenapa KPU ada diantara panelis lalu memberikan pertanyaan yang normatif soal visi dan misi, menurut kami kurang pas," kata Koordinator APel Kediri Taufiq Dwi Kusuma, Selasa (27/10/2015)
Sebagaimana diketahui bahwa, panelis ada tiga orang diantaranya, Ketua KPU Sapta Andaru Iswara. APel juga mempertanyakan kualitas satu panelis lain yang berasal dari mantan kepala desa. Menurutnya, KPU seharusnya mancari panelis yang memiliki kemampuan mumpuni dalam bidangnya.
" Panelis seharusnya memiliki kemampuan akademisi diatas calon. KPU bisa mencari orang-orang secara intelektualnya mumpuni. Di Kabupaten Kediri kan banyak orang yang ahli dalam bidang pembangunan, pertanian dan bidang lain, bisa berasan dari pejabat yang sudah pensiun atau yang lain. Sehingga pertanyaan yang diajukan menjadi berkualitas," beber Opik, sebutan akrabnya.
APel berharap, KPU dapat melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan debat publik pertama kali ini. Sehingga ada perubahan ke arah yang lebih baik dalam debat berikutnya. KPU bisa memasukkan panelis dalam satu forum debat, kemudian mencari panelis dengan kemampuan intelektual yang lebih mumpuni.
Terpisah Ketua KPU Kabupaten Kediri Sapta Andaru Iswara mengaku, pelaksanaan debat sudah sesuai dengan kesepakatan bersama, termasuk panelis di luar panggung. Dirinya mengaku, dalam debat tahap berikutnya tetap akan menggunakan format yang sama, hanya saja tema debat akan dirubah.
" Debat kali ini sudah sesuai. Masing-masing calon sudah menyampaikan visi dan misinya. Sehingga masyarakat bisa mengetahuinya. Dan harapan kami masyarakat yang sudah tahu akhirnya bisa memutuskan pilihannya dalam Pilbup Kediri, pada 9 Desember mendatang," kata Sapta Andaru Iswara.
Diberikan sebelumnya, dua paslon Bupati Kediri nomor urut satu Haryanti-Masykuri (Harmas) dan nomor urut dua Ari Purnomo Adi-Arifin (AA) bertemu untuk pertama kalinya dalam debat publik di Gedung Bagawanta Bari. Kedua paslon beradu visi dan misi yang dipandu oleh seorang moderator. Sedangkan kegiatan debat publik itu disiarkan langsung pada televisi lokal di Kediri.
Dalam debat ada tiga panelis yang ditunjuk. Mereka, drh. Joko Santoso, dari tokoh masyarakat, Dr. Suko Suliso, dari akademisi dan Sapta Andaru Iswara, ST. MMA, selaku Ketua KPU Kabupaten Kediri. Namun panelis tidak berada dalam satu forum, melainkan hanya menyusun pertanyaan saja. (beritajatim)