Blusukan hingga pelosok di lereng Gunung Kelud itu untuk mendengarkan keluhan petani terkait persoalan pertanian selama ini.
Dengan kekeluargaan, Haryanti mengajak ngobrol santai sejumlah petani di gubug-gubug milik petani, di rumah-rumah, dan di sejumlah tempat lainnya di desa tersebut. Kepada Haryanti, beberapa petani mengeluhkan sejumlah prasarana pertanian yang belum memadai.
Di antaranya terkait dengan saluran irigasi, benih jagung, dan juga soal surat pengangkutan (SP) tanaman tebu ke pabrik tebu yang ada di Kediri.
"Di sini Bu, irigasinya kurang memadai meski airnya melimpah. Karena irigasinya kurang bagus, air kurang lancar mengaliri lahan pertanian," keluh seorang petani.
Menanggapi berbagai keluhan itu, Haryanti Sutrisno mengaku, jika nantinya kembali dipercaya memimpin Kabupaten Kediri, pihaknya akan terus melanjutkan kerjasama dengan para petani, terutama mewujudkan swasembada pangan.
"Saya menampung semua keluhan dan kedepan akan saya tindak lanjuti untuk melanjutkan program saya, saat saya menjabat bupati dulu," ungkap Haryanti.
Apalagi, lanjut Haryanti, pihaknya juga mendukung pemerintahan Jokowi yang memprioritaskan program swasembada pangan.
"Untuk itu kami memprioritas bidang pertanian," kata Haryanti
Terkait dengan benih jagung dari pemerintah pada 2013 lalu yang ternyata tidak cocok dengan kondisi lahan di Desa Pandantoyo, Haryanti mengungkapkan, kerjasama dengan perusahaan penyuplai benih jagung itu sudah dihentikan.
"Pada saat saya masih menjabat sebagai bupati tahun 2014, saya minta dispertan untuk menghentikan kerjasama .tersebut, karena memang tidak sesuai harapan petani," jelasnya.
Soal saluran irigasi yang dibutuhkan warga Pandantoyo, Haryanti minta agar pihak desa melaporkan anggaran yang dibutuhkan untuuk membuat DAM irigasi.
"Buat surat laporan ke pemerintah melalui kecamatan, insya Allah akan ditindaklanjuti," ujarnya.
(pri/bsr1)