Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya Jl. Ahmad Yani D-6 Kediri
E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2015 @ majalahbuser.com
Jakarta - Gempa 6,3 Skala Richter (SR) yang mengguncang Kabupaten Malang pada Minggu (26/7/2015) pukul 14.05 WIB masih satu zona dengan gempa 5,7 SR yang terjadi di Ciamis pada Sabtu (25/7/2015) subuh kemarin.
Menurut twitter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hari ini, gempa yang terjadi di Kabupaten Malang dan Ciamis terletak pada zona subduksi atau zona pertemuan antara lempeng tektonik Hindia Australia dan lempeng Eurasia.
Minggu, 26 Juli 2015
Satu Zona, Lempeng Gempa Malang dan Ciamis
Gerak ke Arah Timur Laut-Utara
"Zona ini memang rawan gempa yang bergerak rata-rata 5-7 cm per tahun ke arah Timur Laut-Utara," jelas BNPB dalam twitternya.
Masyarakat diimbau untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan karena gempa dapat terjadi tiba-tiba. "Semoga gempa 6,3 SR tidak mempengaruhi peningkatan aktivitas Gunung Raung," kata BNPB.
BNPB menambahkan guncangan gempa di Malang dirasakan sedang hingga kuat oleh masyarakat di sepanjang pesisir selatan Jawa Timur, mulai dari Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Lumajang, Jember dan Banyuwangi. Bahkan gempa dirasakan di Yogyakarta, Jawa Tengah dan Bali.
Sedangkan menurut geolog Rovicky Dwi Putrohari yang diwawancara pada 4 Mei 2015, pernah mengutarakan yang perlu diwaspadai adalah wilayah seismic gap atau kawasan sepi gempa di sebelah barat lepas pantai Pangandaran dan sebelah barat lepas pantai Sumatera.
Di sebelah barat lepas pantai Pangandaran, imbuhnya, selama ini ada seismic gap atau wilayah yang sepi gempa yang perlu diwaspadai pelepasan energinya bisa berpotensi mencapai di atas 8 SR. Apa yang dinamakan megathrust, imbuhnya, adalah di wilayah sepi gempa itu.
Satu lagi titik yang perlu diwaspadai adalah di lepas pantai barat Sumatera. Sebelumnya, para geolog dan pakar gempa memprediksi akan terjadi gempa besar di wilayah Siberut, Mentawai, Sumbar.
Namun, ilmu kegempaan hingga kini hanya bisa memperkirakan wilayah terjadinya gempa, bukan waktunya. Sehingga kapan gempa itu akan muncul, tidak bisa diketahui. (dtk)