Koran Singapura Straits Times, dilansir Antara melaporkan keracunan makanan melanda para pemain sepak bola dari Singapura, Malaysia, Kamboja dan Indonesia, yang menginap di hotel berbintang di Jakarta.
Ketika obor SEAG tiba di Palembang, koresponden AFP menyaksikan ribuan pekerja masih bekerja keras di beberapa tempat termasuk untuk menyelesaikan pengaliran air (drainage).
Di Jakarta, sekitar 500 kilometer dari Palembang, sekitar 12.000 atlet, ofisial dan media akan berlalu-lalang, belum lagi ditambah ribuan penonton.
Masalah kemacetan lalu lintas jadi hambatan utama, sehingga para siswa sekolah diliburkan. Tapi itu kelihatannya tidak menyelesaikan masalah.
Laporan media nasional Rabu menyebutkan, hingga petang itu pusat layanan media (MPC) di Gedung BankSumsel di Jakabaring, Palembang, masih kosong dari peralatan sedangkan wartawan asing sudah mulai berdatangan.
Ruang kesehatan, ruang kerja media, menara serta toilet pada arena perlombaan dayung di Karawang pun hingga Rabu petang belum selesai, tapi Menpora Andi Mallarangeng menyatakan yakin kekurangan itu akan terpenuhi Kamis sementara awal laga di tempat itu diundur dari Kamis menjadi Jumat.
Setidaknya, semua kritikan ini menjadi "otokritik" bagi semua pihak yang terlibat langsung atau tidak, agar saling mendukung terejawentahkannya dwi sukses sebagai tuan rumah, yaitu sukses mendulang medali dan sukses sebagai negara penyelenggara.
SEA Games Terkacau Sepanjang Sejarah? Ini Jawaban Rita
Ketua Komite KONI/KOI, Rita Subowo menjawab kritik pedas yang datang dari media Filipina yang melansir pernyataan ofisial olahraga Filipina soal buruknya akomodasi dan transportasi yang disiapkan panitia SEA Games XXVI Indonesia. Rita secara tegas menyebut tudingan SEA Games 2011 sebagai penyelenggaraan paling kacau sepanjang sejarah, tak relevan.
Rita kemudian menarik sejarah penyelenggaraan SEA Games 2005 di Filipina. Baginya, penyelenggaraan pesta olahraga negara Asia Tenggara tersebut juga buruk. Bahkan, papar Rita, saat itu Filipina menggarap seluruh ajang olahraga di lima provinsi.
"Kami pun mengalami kesusahan saat itu. Soal transportasi misalnya, atlet Indonesia juga kesusahan. Kami sampai naik helikopter. Jadi tak relevan Filipina menyebut SEA Games kali ini dengan tudingan ini," ujar Rita saat diwawancara sebuah stasiun televisi swasta, Selasa (22/11/2011).
Ia juga menyebut pihaknya, terus melakukan pertemuan dengan perwakilan kontingen tiuap negara saat pelaksanaan SEA Games di Indonesia kali ini. Hasil pertemuan, kata Rita menunjukkan, tak ada hal signifikan yang dikeluhkan para negara peserta.
"Memamg harus diakui ada kekurangan di sana-sini. Tapi tak ada yang signifikan. Malah mereka mendukung agar Indonesia tetap melaksanakan jadwal sesuai waktunya," kata Rita.
Jawaban Rita Subowo ini sebagai jawaban atas kritik yang dilansir sejumlah media negara tetangga di ASEAN soal buruknya penyelenggaraan SEA Games 2011 yang dinilai asal jadi. (Tribunnews)