Foto: Truong My Lan/via vnexpress

Jakarta – Mega korupsi dengan nilai fantastis hingga ratusan triliun rupiah mengguncang Vietnam. Kasus yang melibatkan pengembang properti Vietnam Van Thinh Phat Holdings Group ini disebut sebagai skandal korupsi terbesar di Asia Tenggara.

Bagaimana fakta kasus ini terungkap ke publik? detikProperti merangkum kisahnya dalam artikel berikut ini.

Korupsi Terbesar di Asia Tenggara

Dikutip dari DW, pada 17 November lalu, petinggi perusahaan real estate Van Thinh Phat, Truong My Lan diduga menilap uang sekitar 304 triliun dong atau setara Rp 191 triliun dari Saigon Commercial Bank. Di sana, Truong My Lan merupakan pemegang saham mayoritas.

Truong My Lan yang ditangkap tahun lalu mengoperasikan jaringan sebanyak lebih dari 1.000 perusahaan dalam dan luar negeri, termasuk perusahaan-perusahaan cangkang miliknya. Dia meminjam uang Rp 618 triliun dari Saigon Commercial Bank dan mengambil sepertiganya lewat perusahaan bayangan yang ia bentuk.

Selain Truong My Lan, Kementerian Keamanan Vietnam juga merekomendasikan penuntutan terhadap 85 orang lainnya, termasuk 24 pejabat pemerintah dan rekanan dari perusahaan properti tersebut juga Saigon Commercial Bank.

Modus Kejahatan Truong My Lan

Dalam menjalankan aksinya, Truong My Lan bersama komplotannya terbilang licik dan licin. Ia memanfaatkan posisinya sebagai pemegang saham pengendali pada Saigon Commercial Bank (SCB) untuk mengendalikan bank dan ribuan perusahaan untuk menerbitkan pinjaman palsu.

Dengan posisinya itu, kapanpun Truong My Lan butuh uang, dia akan mengatakan kepada pimpinan SCB untuk mengeluarkan uang sebagai pinjaman. Uang itu akan cair meski dokumen belum lengkap.

Kemudian, uang itu akan diantarkan oleh sopirnya Bui Van Dung ke rumah Lan di Ho Chi Minh City District 3 atau ke kantor pusat Van Thinh Phat di distrik 1.

Baik Dung atau asisten Lan, Tran Thi Hoang Uyen, akan memindahkan uang itu ke alamat yang diberikan Lan. Mereka tidak diperbolehkan untuk membuat catatan atau rekaman atas transaksi ini.

Lan memiliki 91,5% saham di bank tersebut hingga lebih dari 10 tahun. Namun, saham-saham tersebut terdaftar atas nama orang lain, yang mana juga bisa dikendalikan oleh Lan.

Untuk menghindari kecurigaan saat mengajukan pinjaman, Lan mendaftarkan pinjaman di bawah 875 nama individu dan perusahaan.

Semua penerima pinjaman proksi ini mengatakan kepada polisi bahwa mereka hanya menandatangani surat-surat tersebut atas perintah Lan, dan mereka tidak pernah menerima uang. Mereka terkejut mengetahui besarnya utang yang mereka miliki di bank ketika berbicara dengan penyelidik.

Sebanyak 1.284 pinjaman didaftarkan atas nama orang-orang dan perusahaan-perusahaan ini, dan Lan menggunakan versi agunan yang berbeda untuk mendapatkannya. Dalam banyak kasus, dia memalsukan nilai-nilainya berkali-kali untuk mengambil pinjaman besar.

Misalnya, ia menggunakan unit properti di kompleks perumahan Semenanjung Saigon di Distrik 7 sebagai jaminan yang bernilai VND584,4 triliun, padahal nilai sebenarnya diperkirakan mencapai VND22 triliun, atau 3,7% dari jumlah yang disebutkan, menurut penyelidik.

Ia juga bolak-balik menukarkan agunan dengan pinjaman baru, bahkan dalam beberapa kasus hingga 12 kali.

Nilai total dari berbagai jaminan yang dia gunakan adalah VND108 triliun pada saat penyelidikan, meskipun dalam pembukuan nilainya hampir lima kali lipat dari nilai VND487 triliun.

Penarikan ilegal Lan dan komplotannya menyebabkan kerugian VND500 triliun di SCB, kata polisi. Setelah SCB mengalami kebangkrutan pada bulan Oktober 2022, bank sentral menempatkan pemberi pinjaman swasta di bawah kendali khusus untuk membatasi dampak negatif terhadap SCB dan lembaga kredit pada umumnya.

Kementerian Keamanan Publik minggu lalu merekomendasikan agar Lan didakwa dengan berbagai kejahatan, termasuk penyuapan, pelanggaran peraturan perbankan, dan penggelapan.

Delapan puluh lima orang lainnya dimasukkan dalam rekomendasi atas dugaan kejahatan serupa dan perampasan properti melalui penyalahgunaan kepercayaan.

Ratu Properti Vietnam = Ratu Korupsi Terbesar se Asia Tenggara

Dikutip dari nguoinoitieng.tv, Selasa (5/12/2023), Truong My Lan, yang juga dikenal dengan nama Truong Moi adalah seorang pengusaha sukses keturunan China-Vietnam. Dia adalah pendiri sekaligus Chairwoman dari perusahaan properti Van Thinh Phat Group.

Van Thinh Phat adalah perusahaan yang saat ini memegang land bank ‘emas’ di Ho Chi Minh City.

Keluarga Truong My Lan adalah salah satu keluarga terkaya di Vietnam. Suaminya, adalah seorang pengusaha di Hong Kong yang juga aktif di sektor properti.

VTP Group didirikan oleh Truong My Lan pada 1992 yang mana mayoritas bergerak di sektor properti restoran, hotel.

Pada tahun 2007, VTP Group memperluas arah investasinya ke bidang real estat melalui pendirian dua badan hukum, Perusahaan Saham Gabungan Investasi An Dong dan Perusahaan Saham Gabungan Grup Investasi Van Thinh Phat.

Tidak berhenti di situ, Ibu Lan juga memiliki saham di Perusahaan Saham Gabungan Time Square Investment, dengan modal dasar sebesar VND 2.100 miliar, yang dimiliki oleh suaminya Lan dan Perusahaan Saham Gabungan Saigon Peninsula Group dengan modal terdaftar sebesar 18.000 miliar dong.

Setelah beberapa waktu beroperasi, VTP Group telah bersama-sama memiliki banyak proyek real estat di tanah emas di Kota Ho Chi Minh seperti: Gedung Perkantoran VTP, Union Square, Times Square, hotel Duxton, hotel komersial East, kawasan perumahan Bonville Land, Kawasan hunian mewah Sterling Residence, kompleks apartemen mewah Lambert Residence, gedung apartemen berlayanan mewah Sherwood Residence.

Truong My Lan pernah membuat publik terkejut setelah dia membeli menara Thuan Kieu Plaza seluas 10.000 m2 yang terletak di tengah Distrik 5 yang merupakan kawasan komersial tersibuk di kota Ho Chi Minh. Diketahui, proyek ini selesai pada tahun 1998 namun belum dioperasikan lagi sejak saat itu dan kemudian dibeli oleh Lan. (dna/dna/detik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami | Pedoman Media Ciber | Disclaimer