Beberapa motor klasik, milik Riyadi salah satu anggota Pitulung yang juga menjadi anggota Maci. (Foto, ist)

Magelang – majalahbuser.com, Pitulung sebuah club atau komunitas para penggemar motor tua keluaran Honda tahun 70an ini awalnya hanya beranggotakan 7 orang. Berawal dari seringnya pertemuan lintas komunitas penggemar motor tua, akhirnya terbentuk komunitas Pitulung.

Taufik Fatdiyanto, salah satu anggotanya menceritakan bahwa awalnya Pitulung hanya berawal dari 7 orang.

“Awalnya kami dari lintas komunitas pencinta motor tua, sering berkumpul, bersilaturahmi dan ngopi bersama. Dari situ muncul ide untuk membuat komunitas atau club motor yang tidak membatasi pada merk motor tertentu. Bahkan pemilik motor barupun ada yang bergabung di komunitas ini. Karena visi misi kami adalah nyebar Tresno (menebar cinta). Sekitar tahun 2020 Pitulung ini terbentuk, dan sekarang sudah ada sekitar 50 anggota,” terangnya.

Selain berkumpul bertukar informasi seputar motor tua, Pitulung juga kerap mengadakan touring untuk mewujudkan, sehati, sejiwa serasa dan menjadi bikers yang bermanfaat, seperti nama club ini. Karena nama Pitulung, dalam bahasa Indonesia artinya pertolongan, diharapkan nama tersebut menjadi semangat para anggotanya untuk terus bisa menolong sesama, bukan hanya kepada anggota.

“Tahun ini kami bersilatirahmi ke Habib Syech Abdul Qodir Asegaf di Solo, karena salah satu kegiatan tahunan kami adalah, sowan ke para pemuka agama. Biasanya acara sowan-sowan tersebut kami lakukan pada saat ada acara adat atau tradisi. Seperti saat merti dusun, saparan, termasuk nyadran, karna kita juga ikut menjaga tradisi atau budaya yang ada di Nusantara ini, selain touring Xplore Indonesia Bagus,” papar Taufik sesaat setelah acara Halal bihallal Pitulung pada, Sabtu (29/4/2023) di Pahingan, Grabag, Kabupaten Magelang.

Anggota Pitulung, saat Hallabi halalal, mempererat tali persaudaraan. (Foto, ist)

Taufik menambahkan, banyak pengguna motor tua yang terkadang terlena. Mereka hanya memperhatikan tampilan atau bodynya saja, kurang cermat merawat kondisi mesin.

“Karena motor tua, perawatannyapun memang harus ekstra. Jangan sampai kita hanya mempercantik tampilan body tapi melewatkan perawatan mesin. Mesin harus selalu dicek minimal 2 minggu sekali, klep dan sil-silnya harus sering dilihat, agar kondisinya tetap prima. Jangan sampai kondisi luarnya bagus tapi motornya gak bisa jalan,” pesannya.

Sementara itu, Edi Sutrisno yang menjadi penasihat komunitas Pitulung, mengoleksi bukan hanya motor tua, namun juga vespa klasik dan mobil tua termasuk bemo. “Pokoknya saya senang dengan yang berbau tua dan klasik,” ucap mantan Kanit Reskrim Polres Magelang tersebut. (hm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami | Pedoman Media Ciber | Disclaimer