Foto: Internalisasi Pengasuhan Balita dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting kepada masyarakat di Kantor Satpol PP Kabupaten Kediri, Selasa (14/05).

Kediri – majalahbuser.com, BKKBN Jatim dan DP2KBP3A Kabupaten Kediri menggelar Internalisasi Pengasuhan Balita dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting kepada masyarakat, bertempat di ruang Praja Wibawa, Kantor Satpol PP Kabupaten Kediri, Selasa (14/05).

Acara tersebut dihadiri Dwi Rahayu Bendahara Perwakilan BKKBN Jatim dan  diikuti kurang lebih 150 orang peserta luring yang terdiri dari keluarga baduta, keluarga balita, kader/anggota BKB, COE, Insan Genre, TPK/sub PPKBD, Penyuluh KB kecamatan dan PKK Kabupaten Kediri yang tidak hadir bisa mengikuti secara daring melalui Zoom atau Youtube Pemkab Kediri.

Tujuan diadakan kegiatan  Internalisasi Pengasuhan balita ini adalah meningkatkan pengetahuan, ketrampilan sikap dan perilaku masyarakat terkait dengan pengasuhan dan tumbuh kembang anak periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) agar terhindar dari stunting.

Ketua TP-PKK Kabupaten Kediri, Eriana Annisa Hanindhito melalui Kepala Dinas DP2KBP3A Nurwulan Andadari membuka acara menyampaikan, tetap semangat  untuk menjadikan anak-anak kita menjadi generasi emas yang bebas dari kurang gizi dan semoga kegiatan pada hari ini bisa memberikan manfaat bagi seluruh kita semua.

Kegiatan dilanjutkan dengan Talkshow yang menghadirkan tiga narasumber  yang dipandu oleh Reni Andriastuti sebagai moderator.

Narasumber pertama dengan materi “Delapan Fungsi Keluarga Untuk Ketahanan Keluarga” oleh Riffa Hanidah, S.Si.T, M.Kes. (Kepala Bidang Keluarga Sejahtera DP2KBP3A Kabupaten Kediri) menyampaikan, terdapat beberapa indikator yang menilai keluarga ini keluarga yang kuat tangguh atau tidak.

Yang pertama dimensi landasan legalitas keutuhan keluarga kemitraan gender, kedua ketahanan fisik, ketiga ketahanan ekonomi, keempat ketahanan sosial psikologi dan yang kelima ketahanan sosial budaya.

Terdapat delapan fungsi keluarga yaitu pertama fungsi agama, fungsi sosial budaya, fungsi cinta dan kasih sayang, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosial dan pendidikan, fungsi ekonomi dan fungsi lingkungan.

Narasumber kedua, Tatik Imadatus Sa’adati dengan materi “Pengasuhan yang Tanggap, Cepat dan Tepat Terhadap Kebutuhan Anak dalam Pemenuhan Gizi” menyampaikan, 1000 HPK itu di bagi menjadi dua 270 hari itu adalah masa kehamilan kemudian setelah lahir 720 hari.  

Sehingga, menurut Tatik yang sekarang punya anak kecil kalau dulu di masa hamilnya pernah merasa ada sesuatu yang tidak enak cepat minta maaf karena sebetulnya anak sejak di dalam kandungan usia 4 bulan itu sudah mendengar, itu terekam dalam sel-sel otaknya sehingga anak nantinya tidak mengembangkan trauma.

Narasumber ketiga adalah Dewi Kurotul Ainin dengan materi “Praktik Baik Dengan Penggerakan Promosi Pengasuhan 1000 HPK” menerangkan Bina Keluarga Balita (BKB) Manggarsari terbentuk sebagai salah satu pengembangan program posyandu seruni 3.

“Yang mana progam pembelajaranya meliputi mengasuh, mendidik, dan mengarahkan anak menjadi generasi masa depan yang sehat, cerdas, kreatif, mandiri, dan berakhlak mulia melalui pola asuh yang sesuai dengan perkembangan usianya,” terangnya.

Setelah semua narasumber selesai  memaparkan materi, moderator memandu sesi tanya jawab dengan peserta dan acara di akhiri dengan pengundian hadiah. (adv).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami | Pedoman Media Ciber | Disclaimer