Potret evakuasi tabrakan KA Turangga vs KA Lokal Bandung Raya (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Jakarta – Kereta Api (KA) Turangga bertabrakan dengan KA lokal Bandung Raya di Cicalengka, Kabupaten Bandung, tadi pagi. Kecelakaan itu menyebabkan empat petugas KA tewas.

Korban yang meninggal dunia itu terdiri dari masinis, asisten masinis, pramugara, dan sekuriti. KAI juga menyebut ada 287 penumpang di KA Turangga dan 191 penumpang di KA lokal Bandung Raya saat peristiwa terjadi. KAI menyatakan ada 22 orang yang mengalami luka ringan akibat tabrakan tersebut.

Kecelakaan yang terjadi di pagi hari itu membuat banyak pihak kaget. detikcom merangkum sejumlah kesaksian warga saat melihat tabrakan KA Turangga vs KA Bandung Raya.

Kesaksian Kondektur KA Turangga

Kondektur Kereta Api (KA) Turangga, Diki Ramdani, mengungkap kesaksian saat kereta yang ditumpanginya bertabrakan dengan KA Lokal Bandung Raya di Jalan Cicalengka-Haurpugur, Kabupaten Bandung, pagi tadi. Diki menyebut, saat peristiwa itu terjadi, terdengar suara yang keras.

“Ada kedengeran suara keras. Setelah itu saya nggak ingat apa-apa. Pas kejadian blank, nggak sadar,” ujar Diki ditemui di RSUD Cicalengka, Kabupaten Bandung, dilansir detikJabar, Jumat (5/1/2024).

Diki mengungkap tabrakan itu mengenai bagian belakang lokomotif KA Turangga. Saat kejadian, kata Diki, para penumpang KA Turangga langsung keluar dari kereta.

“Alhamdulillah aman (penumpang). Pas di TKP akan langsung sadar, selebihnya nggak ingat,” katanya.

Diki mengatakan petugas satpam di sekitar langsung membawanya ke rumah sakit seusai kejadian. Diki mengaku mengalami luka ringan.

“Iya saya hanya luka ringan. Tadi saya dianterin sama satpam ke sini,” jelasnya.

Cerita Penumpang soal Hal Tak Biasa Jelang Terjadinya Tabrakan

Seorang penumpang KA lokal Bandung Raya, Dudi Purwadi (52), menceritakan hal tak biasa yang terjadi menjelang tabrakan KA lokal Bandung dengan KA Turangga. Dia mengatakan biasanya KA Turangga lebih dulu melintas sebelum KA lokal Bandung berjalan, namun hal itu tak terjadi pagi tadi.

“Saya dibangunin anak saya, jadi saya berdua sama anak saya. ‘Yah, mau masuk Stasiun Cicalengka’. Kata saya, ‘Belum, Dik, kereta Surabaya (Turangga) belum lewat’. ‘Nggak, Ayah, keretanya juga udah jalan’ kata anak saya. Terus nunggu sinyal dari Stasiun Cicalengka buka, eh datang KA Turangga, bruk aja,” ujar Dudi setelah menjalani pengobatan di RSUD Cicalengka, dilansir detikJabar, Jumat (5/1/2024).

Dudi mengatakan KA lokal Bandung saat itu berjalan dengan lambat. Dia menduga hal itu terjadi karena kereta tersebut sedang menunggu persinyalan di stasiun.

“Jadi KA lokal kita nunggu sinyal belum mengizinkan kereta yang saya tumpangi masuk. Jadi merayap belum masuk. Makanya anak saya ngebangunin saya. Jadi kereta Surabaya belum masuk ke stasiun. Padahal biasanya prioritas kereta Surabaya itu setiap pagi (melintas lebih dulu),” katanya.

Dudi mengatakan duduk di kursi nomor tiga dari depan. Dia mengaku terbentur ke kursi di depannya. Dudi juga mengaku melihat masinis yang terjepit saat dirinya dievakuasi.

“Pas saya lihat, masinisnya masih kegencet. Saya lewat jalan melewati Kereta Turangga. Tapi saya lihat di Kereta Turangga juga ada yang kejepit. Pas belakang lokomotif. Soalnya, kru Turangga semuanya kumpul di belakang lokomotif,” ucapnya.

Suara Klakson-Rem Terdengar Nyaring

Kereta Api (KA) Turangga bertabrakan dengan KA Lokal Bandung Raya pagi tadi. Detik-detik tabrakan dua kereta itu terekam CCTV.

Dilansir detikjabar, Jumat (5/1/2024), rekaman CCTV di dekat lokasi memperlihatkan detik-detik sebelum terjadinya kecelakaan. Selain terdengar suara rem dan klakson, KA Turangga sempat berhenti secara mendadak sebelum tabrakan terjadi.

Salah seorang warga, Iwan, mengaku mendengar samar suara rem dan klakson di dekat lokasi. Namun, saat itu Iwan tidak menyangka suara itu merupakan pertanda kecelakaan.

“Saya kira ada kereta yang sedang menurunkan batu, kan ini lagi ada pembangunan track,” kata Iwan.

Iwan mengaku kaget ketika melihat keluar ada dua kereta yang bertabrakan. Dia mendengar suara tangisan dan melihat sejumlah penumpang yang bergegas turun dari kereta.

“Pada keluar warga, menjerit, kaget. Tabrakan, tabrakan, itu yang pertama saya dengar. Setelah itu ada juga suara tangisan dari penumpang yang terpaksa turun,” ungkapnya.

Warga lainnya bernama Elis menjelaskan momen yang didengarnya sebelum terjadinya tabrakan dua kereta di lokasi. Elis mengaku mendengar seperti suara ban meletus.

“Lagi jalan dari rumah teman, dengar letusan kaya ban meletus, kereta masih jalan, dari jauh kelihatan kayak ada benda disapu angin berterbangan, kok ada kereta ke sawah, ternyata tabrakan. Saya lihat salah satu korban yang penuh darah,” ujar Elis.

Warga Lihat KA Turangga Sempat Ngerem Mendadak

Kereta Api (KA) Turangga mengalami tabrakan dengan KA lokal Bandung Raya pagi ini. Warga menceritakan detik-detik kecelakaan yang menyebabkan tiga orang tewas tersebut.

Dilansir detikJabar, Jumat (5/1/2024), warga setempat, Regina Ratna (28), mengatakan melihat KA lokal dari arah barat berjalan dengan pelan.

Pada saat yang sama, dia juga melihat KA Turangga datang dari arah timur. Dia menyebut KA Turangga melaju dengan kencang.

“Saya lihat KA lokal lagi pelan-pelan berhenti. Soalnya, tiang sinyalnya masih ketutup, jadi KA lokal berhenti. Terus KA Turangga nggak berhenti di Stasiun Cicalengka dan melaju cepat. Tiba-tiba KA Turangga rem mendadak. Salah satu kereta bunyi klakson kenceng banget, langsung bruk, tabrakan,” ujar Regina.

Dia mengaku mendengar suara seperti ledakan yang membuat area sekitar mengalami getaran. Dia mengaku melihat gerbong kereta terguling dan penumpang berhamburan keluar dari gerbong. Menurutnya, sejumlah penumpang yang terluka sempat dievakuasi ke rumah penduduk sebelum dilarikan ke rumah sakit.

Warga lain, Acep Amaludin (55), mengaku awalnya melihat kereta lokal sedang berhenti dan KA Turangga melaju dari arah timur. Dia mengatakan tabrakan ini baru pertama kali terjadi di Cicalengka.

“Pas jalan saya liat KA lokal berhenti. Terus dari timur ada KA Turangga. Ah, ini mah pasti tabrakan. Dan bener aja we, bruk,” ucapnya. (ygs/ygs/detik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami | Pedoman Media Ciber | Disclaimer