Foto: Tumpeng raksasa berisi 4.000 ekor ikan lele di alun-alun Kabupaten Jombang, Sabtu (23/9/2023) pagi.

Jombang – majalahbuser.com, Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) mencatatkan pemecahan rekor peserta terbanyak dalam acara makan Sego Kikil (Gokil) secara bersama-sama yang dilaksanakan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Sego kikil yang disiapkan warga Jombang dengan menggunakan pincuk dari daun pisang ini sebanyak 15 ribu porsi.

Acara makan bareng nasi kikil yang berhasil memecahkan rekor Muri tersebut, berlangsung di alun-alun Kabupaten Jombang, Sabtu (23/9/2023) pagi.

Selain mengumumkan pemecahan rekor Muri pada kegiatan makan nasi kikil secara massal, perwakilan Muri juga mengumumkan rekor lain yang tercipta di alun-alun Kabupaten Jombang.

Di hari yang sama, Muri juga menetapkan tumpeng ikan raksasa yang disajikan di alun-alun Kabupaten Jombang sebagai tumpeng terbesar. Tumpeng raksasa tersebut berisi 4.000 ekor ikan lele, yang dibingkai dalam bentuk tumpeng dengan ketinggian 4,2 meter dan diameter 8,5 meter.

Penciptaan Rekor MURI yang diinisiasi Pemkab Jombang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ini seakan menjadi kado manis bagi Kabupaten Jombang yang 21 Oktober nanti akan memperingati ulang tahun ke 113.

Sertifikat rekor Muri dengan nomor 11.244 itu diserahkan oleh Ibu Sri Widayati kepada Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab di panggung megah yang berlokasi di Alun-Alun Jombang hari Sabtu 23/9.

Tampak hadir dalam acara siang itu Wakil Bupati Jombang Surambah, jajaran Forkopimda Kabupaten Jombang, para Kepala OPD lingkup Pemkab. Jombang, para Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama serta Ibu-Ibu Muslimat NU se-Kabupaten Jombang dan Warga Masyarakat Jombang.

Yang Istimewa pada perhelatan itu kehadiran Kiyai kondang dari Jawa Tengah, Gus Muwafiq. Kiyai muda itu dalam tausiyahnya memang tidak tampil lama. Namun esensi ceramahnya penuh makna. Gus Muwafiq mengupas tentang tata cara Berdo’a sebelum makan. Selaras dengan acara siang itu, yaitu makan bersama masakan khas Kota Jombang Gokil dan Gerakan makan Ikan.

“Do’a sebelum makan itu, adalah filosofi kebersamaan dan persatuan, karena prosesnya sangat panjang, melibatkan banyak orang sehingga tersaji sebuah masakan yang enak rasanya kita makan,” ujarnya.

Menariknya lagi, dipanggung besar itu juga ditampilkan atraksi seni budaya edukasi yang menampilkan Nyanyi dan Tari diperagakan oleh Siswa-Siswi SMPN se-Kabupaten Jombang.

Pada kesempatan itu juga dibagikan sertifikat halal kepada para Penjual makanan Gokil dan diberikan pula kepada para penjual hewan yang disembelih diantaranya ayam potong.

Pada acara itu, Bupati Jombang Hj.  Mundjidah Wahab juga berkesempatan pamitan kepada seluruh masyarakat Jombang, bahwa kepemimpinan dirinya selama 5 Tahun sudah berakhir. Dan Bupati bersama Wakil Bupati harus lengser dari jabatannya.

Sinyalnya makan Gokil dan Gerakan Makan Ikan bersama warga masyarakat Jombang di Alun-Alun Jombang itu merupakan hajat syukuran dari Bupati dan Wakilnya untuk undur dari Jabatannya.

“Saya sangat berterima kasih kepada seluruh komponen dan elemen masyarakat Jombang yang telah membantu membangun Kabupaten Jombang sehingga menjadi seperti sekarang ini,” ujar Bupati saat memberi sambutan.

Dia juga memohon maaf bila selama memimpin Kota Santri Jombang periode Tahun 2018 – 2023   terdapat kesalahan dan kehilafan yang telah diperbuatnya.

“Mudah-mudahan Jombang kedepannya semakin maju menjadi Daerah yang baldatun toyyibatun warobbun Ghofur,” tandas Dia.

Bupati dalam kesempatan itu juga menetapkan kawasan Mojosongo  sebagai sentra Rumah Makan Gokil dan Gokil sebagai icon Kota Jombang. (unt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami | Pedoman Media Ciber | Disclaimer