Setiap orang di dunia berbeda antara satu dengan yang lain. Susunan huruf DNA tiap orang berbeda, sidik jari tiap orang juga berbeda. Allah menciptakan kita dengan tujuan yang berbeda-beda dalam menjalani kehidupan ini. Ada yang diciptakan untuk menjadi petani, ada yang diciptakan untuk menjadi pengusaha dan ada yang menjadi pelayan rumah tangga.
Masing-masing mempunyai peran dan masing-masing mempunyai spesialisasi dibidangnya. Seorang profesor ahli bedah syaraf tidak akan cekatan membuat desain anyaman bambu artistik. Dan juga tidak akan mampu tenaganya menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dengan cepat dan baik.
Tidak sedikit manusia menyadari Rencana Allah Melahirkan Seseorang Di Dunia. Ketidak sadaran ini menjadikan keahlian khusus yang dianugerahkan kepadanya terkubur hingga batas waktu hidupnya. Ketidak sadaran ini juga menjadikan manusia sombong, angkuh, semena-mena dan merendahkan orang lain. Hal ini juga banyak hinggap pada orang-orang yang mengakibatkan minder, lebih banyak menarik diri dari kehidupan sosialnya.
Banyak motivasi yang dibangun atas dasar 4 sifat manusia (Plegmatis, Melankolis, Sanguinis, Koleris). Motivasi tersebut mengupas sisi kelebihan dan kelemahan masing-masing sifat, kemudian memberikan solusi pemberdayaan yang sesuai (empowering). Oh ternyata sifat saya begitu dan saya harus begini atau begitu agar lebih berdayaguna. Ada juga motivasi yang kalimatnya general, dibaca dan didengarkan baik dan bijak serta memberi esensi yang baik.
Semua motivasi-motivasi yang sifatnya hanya memberikan pengertian secara umum hanya bertahan sesaat seseorang tergugah untuk begerak, sesaat untuk semangat, namun tidak memberikan pengertian yang membuat seseorang sadar bahwa dia hidup sudah direncanakan Allah, bahwa kita lahir telah membawa keahlian spesial untuk bekal menjalani kehidupan.
Jika kita sadar akan hal ini dampaknya adalah pada saat pikiran dan hati akan mewujudnyatakan konsepnya ke dalam tindakan yaitu:
1.Perilaku / tindakan sejalan dengan rencana Allah (otomatis semua yang halal)
2.Menghargai dan menghormati orang lain dari strata sosial apapun
3.Tujuan hidup jelas dan fokus (pada rencana Allah)
4.Tidak menghakimi / menindas orang lain
Bagaimana kita bisa mengetahui rencana Allah dalam kehidupan kita? Apa yang Anda punyai saat ini. Itulah yang harus Anda kerjakan dengan baik dan benar tidak menyalahi yang ada dalam kitab suci Anda. Kemudian jalanilah tata ibadah yang diberlakuan dalam agama Anda. Dua kalimat ini saat Anda membacanya mungkin keluar pekataan "ahh males", "basi", "nanti dulu", "oo tenyata hanya ini solusinya", jenis perkataan dan pikiran yang muncul tentunya lagi-lagi bebeda satu dengan yang lain. Kenapa pertanyaan itu muncul?
"Sebagai bentuk petahanan untuk mempertahankan status quo.
"Egoisme yang cukup tinggi yang membuat seseorang cukup sulit berubah menjadi lebih baik.
"Pemahaman arti "be my self", menjadi diri sendiri yang salah.
Ajakan di artikel ini bukan membuat seseorang berubah jadi orang lain tetapi menjadi sadar bahwa diri Anda istimewa bagi Allah yang menciptakan Anda, bahwa Rencana Allah belaku dalam hidup Anda. Hidup Anda tidak diciptakan asal-asalan dan sia-sia. Mulut misalnya, yang diberikan pada kita akan sia-sia bahkan membawa bencana jika hanya digunakan untuk memecahbelah kehidupan orang lain (hoax, fitnah, dsb.).
Yang sia-sia adalah waktu-waktu yang dihabiskan tanpa sadar akan keberadaannya selama ini terbuang tak bermakna. Kesadaran ini akan membawa kesuksesan dalam hidup bermasyarakat, sekolah dan pekerjaan. Tidak ada satu keuntungan sedikitpun dengan perasaan minder.
Kesadaran ini juga berdampak pada perasaan kita dengan orang lain; "Waktu saya masih sekolah dasar tahun 70an, pergi kesekolah jalan kaki, ditengah perjalanan ketika haus minum ambil air dari kendi yang diletakan di pagar di salah satu rumah bahkan banyak rumah yang menyediakan kendi ini di dusun Suh Bango, Kec. Kandat, Kab. Kediri Jawa Timur yang sengaja disediakan kendi berisi air minum buat orang lewat yang kehausan, indahnya!"
Marilah kita saling menghargai keistimewaan yang dimiliki antara satu dengan yang lain. Kita masing-masing mempunyai keistimewaan, jangan memegahkan diri, jangan sombong, jangan mencemooh, Anda tidak sempurna 100%. Menanamkan pemahaman yang akan membuat karakter menjadi lebih baik ini, jika dimulai sejak anak-anak masuk di Play Grup sampai jenjang Sekolah Tinggi, maka bukan suatu keniscayaan wujudnyata pola hidup bangsa Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam mencapai cita-cita bangsa (wawasan Nusantara).
Yuk bergandengan tangan saudaraku setanah air menghadapi sisa tahun-tahun hidup kita selama di dunia yang penuh anugerah Ilahi yang luar biasa, walau hanya sejauh doa. Dan kita akan menjadi bangsa Indonesia yang paling berkualitas.
"You have a special"
Dani Stef, Malang, 15 Januari 2017