Jakarta – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pernah mengungkapkan bahwa terdapat cadangan gas terbesar di dunia di wilayah kerja migas yang berada di Aceh yakni Andaman I, Andaman II dan Andaman III.
Temuan cadangan itu bisa menjadi yang terbesar apabila ketiga wilayah kerja tersebut memiliki cadangan yang serupa. Namun, memang Kementerian ESDM mencatat untuk area Andaman ini cadangan terakumulasinya menembus 4,86 miliar barel oil equivalent (BOE).
Untuk rincian penemuannya sebanyak 260 juta BOE dengan prospek 1,97 miliar (BOE) kemudian lead sebanyak 2,63 miliar (BOE).
“Total sumber daya Andaman terakumulasi sebesar 4,86 miliar barrel oil equivalent dengan rincian discovery 260 juta barrel equivalent, prospek 1,97 miliar barrel equivalent, dan lead 2,63 miliar barrel equivalent,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat DPR RI Komisi VII dengan Dirjen Migas, Selasa (13/12/2022).
Tutuka menyampaikan terdapat empat pembagian wilayah kerja (WK) yaitu Andaman I , Andaman II, Andaman III, dan South Andaman. Di masing-masing WK memiliki rinciannya masing-masing.
Tutuka menyebutkan pada WK Andaman I dikelola oleh MP sebesar 80% dan sisanya oleh Harbor Energy sebesar 20%. Adapun, recovery reserve atau pemulihan cadangan sebanyak 239 juta BOE. Untuk itu Tutuka menyebutkan bahwa WK Andaman I direncanakan akan on stream atau beroperasi mulai 2030 mendatang. “Wilayah Andaman I dengan recovery reserve sebesar 239 juta barrel oil equivalent yang rencananya akan onstream rencananya 2030,” ungkapnya.
Kemudian Tutuka menyebutkan untuk wilayah Andaman II dikelola oleh Harbor Energy sebesar 40%, MP sebesar 30%, dan BP sebanyak 30%. Adapun Tutuka menyebutkan bahwa WK Andaman II memiliki recovery reserve sebesar 2,02 miliar BOE. Sehingga Tutuka mengungkapkan bahwa WK Andaman II akan mulai beroperasi pada tahun 2028 mendatang.
“Wilayah Andaman II dikelola oleh Harbor Energy participating interest 40%, MP 30% dan BP 30% dengan recovery reserve 2,02 miliar barrel oil equivalent. Rencananya dapat onstream tahun 2028,” pungkasnya.
Diikuti oleh WK Andaman III yang dikelola oleh Repsol sebanyak 51% dan oleh Harbor Oil sebesar 49%. Tutuka menyebutkan bahwa WK Andaman III memiliki recovery reserve sebesar 1,89 miliar BOE.
Adapun pada WK South Andaman yang dikelola oleh MP sebanyak 80% kemudian oleh Harbor Oil sebesar 20%. Tutuka menyebutkan bahwa recovery reserve South Andaman sebesar 709 juta BOE. Oleh karena itu South Andaman akan beroperasi pada 2030.
“Wilayah Andaman III dikelola oleh Repsol 51% dan Petronas 49% dengan recovery reserve 1.89 barrel oil equivalent. Serta South Andaman dikelola oleh MP 80% dan Harbor Oil 20% dengan recovery reserve 709 juta barrel oil equivalent rencananya onstream 2030,” tandasnya. (pgr/pgr/ cnbcindonesia)